REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Tenggara memahami penundaan Pekan Olahraga Nasional XX di Papua. "Saya yakin semua pihak memahami penundaan PON Papua. Wabah Corona yang mencemaskan bukan pesanan ibarat pakaian yang dapat ditolak," kata Wakil Ketua KONI Sultra Ashar.
Sultra yang sudah mempersiapkan atlet dan merencanakan pengadaan peralatan latihan serta kebutuhan PON harus mengevaluasi kembali. Saat ini, kata dia pemerintah konsentrasi menghadapi Covid-19 yang membutuhkan dukungan masyarakat, khususnya masyarakat olahraga.
"Penggiat olahraga, atlet dan pelatih mengambil hikmah dari penundaan PON untuk mempersiapkan diri lebih maksimal. PON pasti digelar pada waktu yang tepat," katanya.
Pelatih dayung Sultra Jamaluddin mengajak para atlet menjaga kebugaran selama wabah Corona."Kita tidak boleh takabur dengan wabah karena mengancam jiwa. Lebih baik waspada dan saling mengingatkan," ujar Jamaluddin pelatih rowing.
Komisi X DPR dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyepakati penundaan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua. Keputusan tersebut diambil saat rapat kerja antara Kemenpora dan Komisi X DPR yang digelar secara virtual, Jakarta, Selasa (14/4).
Sejumlah alasan mengapa pelaksanaan PON XX yang seharusnya digelar pada 20 Oktober-2 November 2020 harus ditunda. Pertama, hingga saat ini belum ada tanda-tanda virus COVID-19 akan berakhir dan akhirnya mengganggu seluruh tahapan persiapan.
Huda mencontohkan, pengadaan alat olahraga yang seharusnya tahapan pelaksanaan lelang dilakukan pada bulan ini dan tuntas pada Juni-Juli 2020, tidak bisa dilaksanakan.