REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Newcastle United dilaporkan sedang menunggu persetujuan dari otoritas Liga Primer untuk dapat mengonfirmasi kepemilikan baru mereka di tangan putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Konsorsium asal Arab Saudi yang dipimpin oleh Amanda Staveley sedang di ambang mendapatkan kepemilikan Newcastle dari Mike Ashley, dengan harga 300 juta pounds (Rp 5,79 triliun).
Staveley dan kolega saat ini tengah menunggu peresetujuan Liga Primer untuk segera menutup kesepakatan pengambilalihan klub dari pimpinan Ashely. Ada peluang kesepakatan tak mendapatkan lampu hijau.
Apa pun yang terjadi, Ashley akan tetap untung, seperti dilansir dari Daily Mail, Selasa (21/4). Ashley akan mengantongi uang 17 juta pounds jika kesepakatan awal.
Dalam negosiasi awal, harga pembelian Newcastle dilaporkan bernilai 340 juta pounds. Konsorsium diharuskan membayar Ashley setoran lima persen ketika harga jual itu pertama kali disepakati.
Namun dengan maraknya pandemi virus corona yang jelas mempengaruhi roda ekonomi, biaya tersebut menyusut menjadi 300 juta pounds dengan deposit awal yang diyakini tidak dapat dikembalikan.
Di kubu Staveley mereka mengaku tidak ada hambatan untuk menyelesaikan pembelian klub berjuluk the Magpies. Sedangkan, biaya awal setoran merupakan salah satu tanda yang paling jelas bahwa ia dan rekannya yakin dapat menyelesaikan kesepakatan.
Ini juga menjelaskan mengapa konsorsium sangat berhati-hati dalam mengumumkan kesepakatan setelah sejumlah upaya pengambilalihan yang gagal.
Di sisi lain, Ashley telah lama diinginkan banyak fan untuk segera angkat kaki dari Stadion St James' Park setelah 13 tahun bertahan sebagai penguasa klub. Ia juga menjadi salah satu orang yang bertanggung jawab atas minimnya trofi tim asal Tyneside, Inggris.