Rabu 29 Apr 2020 05:19 WIB

Membaca Peta Bursa Transfer Pemain

Urusan transfer pemain tak ada kata terhenti apalagi tertunda.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Agung Sasongko
Jadon Sancho
Foto: EPA-EFE
Jadon Sancho

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wabah corona (Covid-19) berdampak pada terhentinya kompetisi sepak bola di Eropa. Kondisi itu secara otomatis berpengaruh pada kondisi finansial klub. Namun, ketika bicara urusan transfer pemain tak ada kata terhenti apalagi tertunda. Di Liga Primer Inggris misalnya, rumor transfer pemain masih berhembus kencang.

"Sepakbola harus menyesuaikan diri dengan kenyataan baru. Pasar transfer pemain salah satu area yang terkena dampak paling berat," demikian pernyataan sumber tersebut, dikutip dari BBC, Selasa (28/4).

Dalam beberapa tahun terakhir, harga pemain melambung tinggi. Tepatnya saat Barcelona menjual Neymar da Silva jr ke Paris Saint Germain pada 2017 lalu. Ketika itu, jagoan Brasil dilepas dengan mahar 222 juta euro. Transfer Neymar melahirkan efek berkelanjutan. Sontak para pemain muda memiliki banderol ratusan juta euro. Pemain muda Inggris, Jadon Sancho dikabarkan bernilai 130 juta poundsterling atau Rp 2.1 Triliun. 

Menurut the CIES Football Observatori, nilai transfer kemungkinan bisa turun hingga 28 persen. Itu terjadi karena klub negeri Ratu Elizabeth, tidak memiliki dana untuk berbelanja. Mantan Direktur Sepakbola Liverpool dan Tottenham Hotspur, Damien Comolli, sependapat dengan analisa tersebut. Hanya tiga klub besar di Inggris yang masih memiliki dana memadai pada bursa transfer nanti.

Comolli yakin terjadi perubahan besar di pasar nantinya. Informasi pertukaran dan peminjaman pemain akan lebih sering terdengar. Kalau pun ada pembelian, harga jugador berstatus bintang mengalami penurunan. Bahkan nilai jual seorang Kylian Mbappe bisa berada pada kisaran 40 juta euro. Itu belum terhitung kebijakan klub untuk menentukan batasan gaji pemainnya. Intinya klub-klub tersebut tidak akan didikte oleh pasar seperti pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Di Spanyol, tim-tim  La Liga diprediksi tak banyak unjuk gigi pada bursa transfer terdekat. Ketiadaan anggaran menjadi penyebab. Sementara, kebutuhan menambah pemain anyar selalu ada. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama meminjam pemain dari klub lain. Kemudian meminjam dengan opsi pembelian secara permanen.

"Pilihan lainnya adalah mengalihkan fokus ke jugador muda di akademi sendiri," demikian laporan yang dikutip dari Marca.

Pemain muda memiliki kontrak perdana dengan upah relatif murah. Jika tidak demikian, Barcelona cs bakal kesulitan. Bayangkan klub-klub tersebut sudah melakukan berbagai terobosan untuk menyeimbangkan neraca keuangan. Ada pemotongan upah pemain. Namun, kerugian terus membayangi mereka. Tanpa penonton di stadion, klub-klub tersebut kehilangan pendapatan hingga 300 juta euro. Itu dengan catatan jika kondisi ini berlanjut hingga 2021. Oleh karenanya pendekatan baru dalam merekrut pemain, menjadi harga mati. 

FIFA  telah memberikan kolenggaranm perihal jadwal bursa transfer musim panas ini. Jadwal transfer dipindahkan ke akhir kompetisi musim 2019/2020, sampai awal musim 2020/2021. FIFA juga membuat penyesuaian baru mengenai kontrak pemain. Ada banyak jugador yang kontraknya berakhir pada musim panas tahun ini. Salah satunya, David Silva di Manchester City. Silva dan rekan-rekan diberi kewenangan untuk tetap bertahan di klub lamanya, hingga kompetisi musim 2019/2020 berakhir. Pun demikian dengan para pemain baru. Beberapa nama juga bakal menjadi pemain anyar di klub lain, sejak Juni 2020. Namun karena situasi ini, kontrak yang bersangkutan, dihitung sejak kompetisi baru dimulai. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement