REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran teknologi begitu membantu ketika kebijakan Physical Disantancing diberlakukan selama pandami Corona (Covid-19). Hal inilah yang dimanfaatkan Badan Atletik Internasional (World Athletics).
"Saya benar-benar rindu rasanya berlomba," kata atlet lompat galah Renaud Lavillenie, seusai menuntaskan kompetisi virtual dengan dua lawannya pada 3 Mei 2020.
Lavillenie yang asal Prancis dan pernah dikalungi medali emas Olimpiade 2012 itu bertarung melawan si pemegang rekor dunia lompat galah putra dari Swedia Mondo Duplantis dan juara dunia 2017 dari Amerika Serikat, Sam Kendricks.
Mereka adu daya tahan selama 30 menit di rumahnya masing-masing yang terkerangkeng lockdown dan social distancing, untuk melompati mistar setinggi 5 meter. Siapa yang paling sering melompati mistar itu, maka dialah pemenangnya.
Lavillenie melompat di taman belakang rumahnya di Clermont-Ferrand, Prancis. Kendricks di taman rumahnya di Oxford, Mississippi, AS. Sedangkan Duplantis melompat di Lafayette, Louisiana.
Ketiganya bolak balik melompat di taman rumahnya sehingga tak heran lomba virtual yang diorganisir badan pengelola atletik internasional World Athletics ini dinamai Ultimate Garden Clash.
Ketiganya tak bisa bertemu langsung di lintasan atletik seperti biasa, akibat lockdown pandemi virus corona yang diterapkan hampir seisi Bumi demi membendung COVID-19, penyakit yang diakibatkan virus corona baru.
Lavillenie dan Duplantis dinobatkan sebagai pemenang bersama karena keduanya sama-sama 36 kali melompati mistar 5 meter itu dalam waktu 30 menit. Sedangkan Kendricks hanya bisa 26 kali.
Duplantis mengulang apa yang disampaikan Lavillenie bahwa dia kangen sekali berada di arena lagi.
Atletik di mana lompat galah menjadi salah satu cabangnya, seperti seluruh cabang olah raga lainnya, terpaksa menghentikan kompetisi dan turnamen karena pandemi.