Senin 18 May 2020 18:22 WIB

Pelatih: Tontowi Itu Pemain yang Pintar

kalau smash dia bisa mengincar lawannya dan selalu melakukan di waktu yang tepat

Rep: Fitrianto/ Red: Muhammad Akbar
Pasangan ganda campuran Praveen Jordan (kiri) dan Debby Susanto (kanan) serta pelatih Richard Mainaky berpose ketika menerima bonus usai memenangi Kejuaraan All England 2016 di Jakarta, Selasa (22/3).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pasangan ganda campuran Praveen Jordan (kiri) dan Debby Susanto (kanan) serta pelatih Richard Mainaky berpose ketika menerima bonus usai memenangi Kejuaraan All England 2016 di Jakarta, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelatih kepala ganda campuran Pelatnas bulutangkis Indonesia, Richard Mainaky, menilai sosok Tontowi Ahmad itu sebagai seorang pemain yang pintar. Selain itu, ia pun memuji pemain yang akrab disapa Owi itu sebagai pemain yang penurut.

"Owi juga pemain yang pintar, kalau smash dia bisa mengincar lawannya, dia juga selalu melakukan smash di waktu yang tepat dan mengarah," kata Richard dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, di Jakarta, Senin (18/5).

Richard menyampaikan hal tersebut setelah Tontowi mengumumkan untuk gantung raket. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menceritakan kisah saat menyatukan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir atau yang dikenal dengan Owi/Butet.

Richard yang sudah lama sekali melatih Tontowi, menceritakan bagaimana awalnya menyatukan pasangan yang kemudian mengharumkan nama bangsa dengan rentetan prestasi gemilang, termasuk medali emas Olimpiade 2016

"Waktu itu Nova Widianto yang berpasangan sama Liliyana memutuskan pensiun dan saya harus cari pemain muda buat dipasangkan sama Butet. Pilihannya waktu itu ada Owi, Muhammad Rijal dan Devin Lahardi. Saya coba ketiganya dipasangkan dengan Butet dan memang hasilnya bagus semua,” kenangnya.

"Tapi feeling saya mengatakan Owi yang paling cocok sama Butet, dan Butet sendiri juga paling sreg sama Owi. Saya bersyukur juga PBSI waktu itu percaya dengan keputusan yang saya ambil." Jelasnya

"Sempat banyak pertanyaan kenapa saya pilih Owi karena memang waktu itu dia tidak begitu meyakinkan, terutama footwork-nya yang kurang. Owi memang berkharisma, tapi lainnya masih nol waktu itu,“ ujarnya.

Lalu, Richard mengatakan soal kerjasama dirinya dengan Owi itu menjadi lebih mudah karena anak asuhnya penurut. "Dia mau menjalankan apa yang dianjurkan oleh pelatih. Saat tahu kekurangan di footwork, maka itu yang dilatih terus supaya menunjang bola-bola atasnya juga,” ujarnya.

"Kemudian Owi bisa menjadi pemain yang tekniknya di atas rata-rata, penempatan bolanya bagus. Tapi Owi memang paling bagus itu bola-bola atasnya. Beda sama Praveen (Jordan) yang sekali smash lawannya langsung tumbang karena power-nya, kalau Owi itu serangannya lebih tajam dan cepat," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement