REPUBLIKA.CO.ID, OREGON -- Lewat tayangan iklan berdurasi satu menit, produsen apparel terkemuka asal Amerika Serikat Nike ikut menyuarakan kampanye antirasialisme, yang meningkat menyusul pembunuhan seorang pria Afro-Amerika George Floyd oleh petugas kepolisian di Minneapolis, Minnesota, pada awal pekan ini. Tidak disangka, iklan Nike ini mendapatkan dukungan dan turut disebarkan oleh salah satu rivalnya di industri produsen olahraga, yakni Adidas.
Dalam iklan tersebut, Nike mengganti slogan utama mereka dari 'Just Do It' (Lakukan Saja), menjadi 'For Once, Don't Do It' (Untuk Sekali Ini, Jangan Lakukan). Lewat iklan tersebut, Nike menyampaikan pesan untuk terus melawan tindakan-tindakan rasialisme yang kerap terjadi di Amerika Serikat. Bahkan, Nike berharap, semua orang bisa ikut ambil bagian dan bersikap untuk memerangi rasialisme.
Iklan ini pun diunggah di akun media sosial resmi Nike. Dengan tambahan caption,''Mari ambil bagian dalam perubahan ini'', Nike mengunggah iklan ini di Twitter. Hingga Ahad (31/5), unggahan Nike di Twitter ini telah di-retweet oleh 70 ribu lebih akun dan disukai lebih dari 164 ribu akun.
Menariknya, iklan ini juga direspons oleh Adidas. Perusahaan apparel olahraga asal Jerman itu membalas unggahan Nike tersebut. Adidas, via akun resminya di Twitter, menuliskan dukungan terhadap iklan Nike itu dengan keterangan, "Bersatu adalah cara kita untuk maju. Bersama-sama adalah cara kita untuk bisa melangkah ke depan". Unggahan Adidas ini dilengkapi dengan tautan dari unggahan iklan Nike tersebut.
Together is how we move forward.
Together is how we make change. https://t.co/U1nmvMhxB2
— adidas (at 🏡) (@adidas) May 30, 2020
Kasus kematian Floyd, yang terjadi pada awal pekan ini, telah memicu aksi protes besar-besaran di Kota Minneapolis. Dalam satu pekan terakhir, berbagai aksi protes terjadi di sejumlah titik di Mineapolis memprotes ketidakadilan perlakuan aparat kepolisian terhadap warga kulit hitam Amerika.
Aksi protes ini direspons aparat setempat dengan tindakan represif. Imbasnya, aksi protes yang berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan dan diikuti penjarahan di sejumlah tempat. Namun, tidak berhenti sampai disitu, kematian Floyd ini pun memicu keembali isu yang lebih besar, yaitu protes terhadap tindakan sewenang-wenang petugas kepolisan terhadap warga Afro-Amerika dan kampanye anti rasialisme. Hingga akhir pekan ini, aksi protes tersebut telah menyebar di 30 kota di seluruh Amerika Serikat.