Kamis 04 Jun 2020 01:50 WIB

Larangan Klub Inggris Tampil di Eropa

Anehnya, hukuman UEFA tersebut disambut positif oleh masyarakat Inggris sendiri.

Tragedi Heysel
Foto: liverpooldailypost.co.uk
Tragedi Heysel

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada 1985 lalu, Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) resmi menghukum Federasi Sepak Bola Inggris (FA). Hari ini, 2 Juni, genap 33 tahun hukuman tersebut diundangkan, yaitu melarang klub-klub Liga Inggris mengikuti kompetisi sepak bola di seluruh Benua Eropa.

Hukuman terhadap FA tersebut merupakan amarah UEFA terhadap tragedi Heysel. Tragedi yang memilukan bagi pelaku dan pencinta sepak bola di seluruh dunia. Tragedi tersebut, terjadi pada 29 Mei 1985, tiga hari sebelum sanksi turun.

Saat itu laga final Piala Eropa 1985 yang mempertemukan antara Liverpool FC dan Juventus di Stadion Heysel di Belgia. Laga tersebut berakhir dengan kemenangan Nyonya Tua 1-0 atas the Reds. Namun, kegembiraan lahirnya juara punah, lantaran laga tersebut berakhir dengan tragedi berdarah dan kematian.

Kejadian bermula dari aksi saling ejek antarsuporter. Holigan dari Inggris merobohkan dinding pembatas para tifosi dari Italia di tribun penonton. Suporter dari Italia tidak melawan karena yang disasar bukan dari kelompok ultras, suporter fanatik Juventus. Lantaran perkelahian itu, tercatat 39 suporter tewas dan 600 fan lainnya lukaluka karena tawuran antarpenonton.

UEFA berang dengan kerusuhan tersebut. Tiga hari setelah kejadian tersebut, UEFA melarang klub-klub Liga Inggris terlibat dalam kegiatan sepak bola di Eropa. Larangan tersebut sebetulnya tidak memiliki batas waktu. Namun, sejarah mencatat, hukuman tersebut cuma berlaku lima musim, kecuali Liverpool yang harus menjalaninya selama enam tahun.

Anehnya, hukuman UEFA tersebut disambut positif oleh masyarakat Inggris sendiri. Pemerintahan di London, lewat Perdana Menteri Margareth Thatcher, bahkan meminta agar FA sementara dibubarkan. Namun, sekretaris FA ketika itu, Ted Croker, hanya siap menjalankan sanksi UEFA dan menolak pembubaran.

sumber : Rekor
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement