REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Arsenal dinilai akan sulit bersaing di papan atas Liga Primer Inggris lagi. Buruknya manajemen rekrutmen disebut jadi penyebabnya.
Kontrak Pierre Aubameyang di Stadion Emirates akan habis pada musim panas 2021, dan the Gunners ingin mempertahankan penyerang berusia 30 tahun itu sampai masa kontraknya habis.
Arsenal baru akan melepas mantan penyerang Borussia Dortmund itu jika ada yang membayar klausul pelepasannya lebih dari 20 juta poundsterling. Kapten Arsenal itu juga jadi daftar panjang pemain kunci Arsenal yang ingin meninggalkan klub dengan bebas transfer.
Klub asal London utara itu memang sudah tidak lagi jadi pesaing juara Liga Inggris untuk berapa lama. Ditambah lagi, skuat asuhan Mikel Arteta itu pun sudah absen di Liga Champions sejak 2016. Pengamat sepak bola Charlie Nicholas yakin, Arsenal akan terus merosot disebabkan keputusan di level petinggi klub yang buruk.
Bahkan, Arsenal dianggap belum mampu mengindentifikasi masalah. Karena performa Arsenal tak kunjung membaik selama bertahun-tahun, bahkan saat masih dilatih oleh Arsene Wenger. Kala itu Arsenal menjual Patrcik Vieira, Thierry Henry dan sebagian pemain besar lainnya.
''Tidak ada yang salah dengan perubahan. Tapi kita (Arsenal) menjual mereka (di usia) terlalu muda saat kita mungkin belum mendapatkan yang terbaik dari mereka,'' jelas Nicholas, dikutip dari Sky Sports, Jumat (5/6).
Arsenal juga membiarkan kontrak Aaron Ramsey habis di usia 28 tahun, yang membuat hengkang ke Juventus secara gratis. Selain itu, petinggi Arsenal juga dianggap selalu salah membeli pemain.
Beberapa waktu lalu, Arteta mengeluh. Ia bilang sebenarnya menginginkan Wilfred Zaha untuk memperkuat timnya. Namun, klub malah mendatangkan Nicolas Pepe dengan harga mahal yang memecahkan rekor pembelian klub, namun gagal tampil maksimal musim ini.
The Gunner telah menghabiskan 360 juta poundsterling atau Rp 6,4 triliun dalam delapan bursa transfer. Namun saat ini mereka berada di posisi sembilan Liga Inggris, berjarak delapan poin dari posisi keempat. ''Mereka mempertahankan kebiasaan pembelian yang buruk selama lima musim,'' ungkap Nicholas.