REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Wimbledon Richard Lewis menyatakan, pelaksanaan Adria Tour yang digawangi petenis nomor satu versi ATP, Novak Djokovic, menjadi contoh buruk sebuah turnamen. Ini lantaran turnamen itu tidak mengindahkan aturan masa darurat.
Foto-foto para pemain yang berpelukan di tengah net, acara basket, dan malam pesta di turnamen amal, itu harus menjadi contoh petenis lain yang masih berada di rumah agar mematuhi protokol kesehatan.
"Gambar-gambar itu mengecewakan dan menurut saya mereka yang terlibat dalam acara itu, baik administrator, penyelenggara, rombongan penonton, harus memahami protokol dan aturan yang berlaku. Itu pengalaman yang sangat penting untuk dipelajari," kata Lewis kepada Reuters, Senin (29/6).
Pada turnamen yang berlangsung di Serbia dan Kroasia itu, Djokovic, Grigor Dimitrov, Borna Coric, dan Viktor Troicki dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Lewis, yang akan mengundurkan diri sebagai CEO All England Lawn Tennis Club pada bulan Juli, mengatakan, kesalahan-kesalahan dalam acara itu tidak boleh terulang. Kendati begitu, ia pun berharap semoga para peserta yang terinfeksi bisa segera pulih.
Pandemi Covid-19 memaksa penangguhan musim turnamen profesional sejak awal bulan Maret, termasuk pembatalan ajang Grand Slam Wimbledon 2020.
US Open menjadi grand slam berikutnya yang akan digelar. Penyelenggara sudah merencanakan aturan ketat untuk menjaga keamanan. Beberapa pemain top, termasuk Djokovic, awalnya menyebut langkah-langkah itu terlalu berlebihan.
Namun dengan kenyataan bahwa Djokovic yang juga menjabat ketua dewan petenis putra, positif Covid-19, Lewis mendesak para atlet untuk memainkan peran kepemimpinan yang lebih besar.
"Saya sangat berharap bahwa ketika turnamen tenis internasional dilanjutkan, kegiatan olahraga akan lebih disiplin dan mengikuti protokol yang ada di turnamen apa pun yang sedang dipentaskan saat itu," Lewis menegaskan.