REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seluruh turnamen tenis yang dijadwalkan berlangsung di China tahun ini resmi dibatalkan. Demikian diumumkan ATP dan WTA, Jumat. (24/7).
Keputusan tersebut diambil setelah pemerintah China menyatakan tidak akan menggelar ajang olahraga internasional apapun sepanjang 2020 kecuali uji coba Olimpiade Musim Dingin 2022 Beijing.
"Kami sangat kecewa karena turnamen kelas dunia di China batal digelar tahun ini," kata CEO WTA Steve Simon, seperti dikutip AFP, Jumat (24/7).
"Meski begitu, kami tetap menghargai keputusan (pemerintah China) dan kami juga tidak sabar untuk kembali ke China secepat mungkin."
Pembatalan juga berlaku pada seluruh turnamen ATP, termasuk Shanghai Masters yang bergengsi dan China Open yang sedianya digelar di Beijing.
"Kami menghormati keputusan pemerintah China untuk melakukan yang terbaik bagi negara dalam menanggapi situasi global yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata CEO ATP Andrea Gaudenzi.
WTA sebelumnya telah menjadwalkan setidaknya tujuh turnamen di China dalam kalender baru untuk sisa musim 2020, termasuk WTA Finals di Shenzhen yang dijadwalkan Oktober-September.
Kendati seluruh turnamen di China batal, masih ada tiga turnamen WTA lain yang akan digelar secara beruntun sebagai awalan untuk memulai kembali kompetisi tenis yang sempat terhenti sejak Maret.
Rangkaian turnamen WTA akan dibuka dengan Palermo Open pada 3 Agustus. Lalu, dilanjutkan dengan Prague Open dan Top Seed Open di Kentucky, AS, pada 10 Agustus.
Sementara itu, ATP menyatakan awal pekan ini bahwa turnamen di Washington DC, yang akan menandai dimulainya kembali kompetisi tenis pria, juga telah dibatalkan.
Namun penyelenggara US Open, hingga kini masih bersikukuh tetap menggelar turnamen Grand Slam itu sesuai jadwal pada akhir Agustus.