Senin 27 Jul 2020 01:45 WIB

David da Silva-Persebaya Beda Pendapat Soal Lanjutan Liga 1

Persebaya jadi satu dari empat tim yang menolak untuk ikut dalam lanjutan Liga 1.

Pesepak bola Persebaya David Aparecido Da Silva.
Foto: Antara/Moch Asim
Pesepak bola Persebaya David Aparecido Da Silva.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyerang Persebaya Surabaya, David da Silva, menyambut baik kelanjutan Liga 1 Indonesia. Namun hal itu bertentangan dengan sikap manajemen tim yang enggan mengikuti kompetisi karena pandemi Covid-19 belum berakhir.

Dilansir dari laman resmi Liga Indonesia, Ahad (26/7), David mengatakan, liga harus tetap bergulir meski di tengah pandemi. Sebab, tidak sedikit pemain yang menggantungkan hidupnya dari sepak bola.

"Saya tidak khawatir. Jika liga kembali itu berarti siapa yang bekerja dengan sepak bola akan mengambil gaji dan akan membantu keluarga Anda untuk meletakkan makanan di atas meja," ujar David, Ahad. "Jadi tak hanya tentang sepak bola, tetapi setiap orang memiliki kehidupan dan keluarga yang peduli. Sehingga dengan semua perawatan yang diperlukan kita semua harus kembali bekerja."

Menurut David, kompetisi harus tetap berjalan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada. Apabila liga dipaksa terus berhenti justru akan mempersulit keadaan. "Saat saya mengikuti berita tentang pandemi, kami masih tanpa vaksin dan semua orang harus melanjutkan kehidupan," kata pemain asal Brasil itu.

Sebelumnya, Persebaya menjadi satu dari empat tim yang menolak untuk ikut dalam lanjutan Liga 1 Indonesia selain Persik Kediri, Barito Putera, dan Persita Tangerang. Namun belakangan, Persik akan ikut ambil bagian setelah mendapat lampu hijau dari gugus tugas Covid-19.

Presiden Persebaya Surabaya Azrul Ananda mengatakan, keputusan untuk melanjutkan kompetisi di tengah situasi yang serbatidak pasti justru akan menambah risiko dan beban bagi klub.

Terlebih situasi di Surabaya jumlah pertambahan pasien dan kematian tertinggi di Indonesia. Termasuk di kawasan Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) yang menyumbang jumlah terbanyak di Jawa Timur.

“Dalam situasi ini, sangat berisiko ada aktivitas sepak bola di semua tingkatan. Pertimbangan-pertimbangan teknis terkait ketidaksetujuan ini juga sudah pernah kami sampaikan,” kata Azrul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement