Jumat 21 Aug 2020 22:05 WIB

Williams Racing Akhirnya Dilepas ke Dorilton Capital

Williams Racing sudah dibeli perusahaan firma invstasi AS, Dorilton Capital.

Williams Racing sudah dibeli perusahaan firma invstasi AS, Dorilton Capital (Foto: tim F1 Williams)
Foto: williamsf1.com
Williams Racing sudah dibeli perusahaan firma invstasi AS, Dorilton Capital (Foto: tim F1 Williams)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Williams Racing dikabarkan sudah dibeli oleh firma investasi asal Amerika Serikat (AS), Dorilton Capital. Hal ini menyusul krisis finansial yang dialami salah satu tim tersukses di Formula 1 itu.

Dikutip melalui pernyataan resmi Williams Racing, dikutip reuters, Jumat (21/8), pembelian tersebut sekaligus mengakhiri era kepemilikan tim yang selama ini menjadi bisnis keluarga. Namun hingga kini, tim Williams masih membalap dengan bendera Williams dan tetap bermarkas di Grove, Inggris.

Baca Juga

Kesepakatan itu didukung oleh dewan perusahaan, termasuk sang pendiri, Frank Williams yang berusia 78 tahun. Persetujuan dibangun untuk menentukan kesuksesan jangka panjang dari tim yang beberapa tahun terakhir ini mengalami kesulitan, baik secara finansial maupun performa di F1.

"Ini mungkin menjadi akhir era bagi Williams sebagai tim yang dimiliki keluarga, tapi kami tahu dia berada di tangan yang baik, penjualan ini memastikan kelangsungan hidup tim dan lebih penting lagi akan memberi jalan menuju kesuksesan," kata deputy principal Claire Williams, putri dari Frank.

Namun, tidak disebutkan detail finansial atau siapa yang akan memimpin tim tersebut. Williams adalah konstruktor ketiga paling sukses di sejarah F1, dengan mengantongi 114 kemenangan dan 16 gelar, namun mereka belum pernah menang lagi di balapan sejak 2012.

Tim itu finis peringkat terakhir pada 2019 dan belum beranjak dari posisi itu musim ini setelah enam balapan. Kesulitan finansial yang mereka alami disebabkan buruknya performa di trek dan juga pandemi COVID-19 tahun ini. Pada Mei lalu, Williams mempertimbangkan untuk menjual tim itu.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement