Selasa 27 Oct 2020 21:20 WIB

Legenda Bulu Tangkis Kepo soal Dua Balon Ketum PBSI

Rexy Mainaky mengaku gamang melihat kondisi PBSI

Rep: Fitriyanto/ Red: Muhammad Akbar
Manajer tim Indonesia, Ricky Soebagja dan Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky mengaevaluasi para pemain Indonesia di BCA Indonesia Open 2016, Sabtu (5/6).
Foto: PBSI
Manajer tim Indonesia, Ricky Soebagja dan Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky mengaevaluasi para pemain Indonesia di BCA Indonesia Open 2016, Sabtu (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bulu tangkis adalah cabang olahraga satu-satunya yang berhasil meraih medali emas Olimpiade.

Prestasi internasionalnya sejak dulu hingga kini juga begitu mentereng. Sehingga pergantian ketua umum melalui Musyawarah Nasional (Munas) pastinya mendapat perhatian banyak pihak khususnya para legenda bulu tangkis

Peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 Rexy Mainaky mengaku gamang melihat kondisi PBSI menjelang Munas 5 dan 6 November 2020. Pasalnya, pasangan Ricky Subagja di nomor ganda putra era 90-an ini tidak mengerti betul dengan salah satu sosok bakal calon ketua umum (Balon Ketum).

“Terus terang saja saya tidak tahu sama sekali sosok Agung Firman Sampurna yang menjadi salah satu balon ketum PP PBSI. Beda dengan calon lain Ari Wibowo yang memang sudah lama berkecimpung di dunia bulutangkis,” ujar Rexy Maikaky dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (27/10).

Rexy menegaskan bulutangkis harus dipegang oleh pemimpin yang mengerti bulutangkis.

“Kalau Ketua Umum PP PBSI dipegang oleh orang yang tidak mengerti bulutangkis mau dibawa kemana bulutangkis ke depan? Ini yang harus jadi pertimbangan bagi para pemilih suara dalam Munas nanti,” lanjutnya.

Lebih jauh Rexy mengatakan, PBSI butuh biaya pembinaan yang cukup besar. Oleh karenanya jika ada pihak yang mau menyeponsori bulutangkis menjalankan program-programnya harus didukung.

“Dulu di era tahun 80-an hingga awal 1990 PBSI mencoba mandiri. Tapi kan tidak kuat. Akhirnya ada perusahaan yang mau menyokong dana sampai sekarang, dengan anggaran yang tidak terhitung kini mulai disingkirkan dari Pelatnas,” ucap Rexy.

Sementara itu juara dunia 1993 Joko Suprianto berpendapat bahwa siapa pun yang terpilih sebagai Ketua Umum PP PBSI pada Munas November mendatang harus melepaskan kepentingan klub dan lebih mengutamakan Merah Putih. Karena menurutnya kondisi pemilihan Ketum PBSI dari waktu ke waktu selalu menimbulkan pro-kontra karena tarik menarik dengan kepentingan klub.

“Kita risih juga melihat kondisi seperti ini terulang terus. Pemilihan Ketua Umum selalu mengundang konflik di antara pendukung calon. Saya berharap siapa pun yang terpilih menjadi ketua, dia harus mampu membangun suasana kondusif di organisasi sehingga PBSI ke depan semakin solid,” kata Joko.

Menyoroti dua calon yang sudah mendaftar untuk maju sebagai calon ketua umum PP PBSI, menurut Joko mereka datang dari latar belakang yang berbeda. Ari Wibowo merupakan sosok yang sudah lama berkecimpung di bulutangkis dan concern juga membina atlet dengan klub Ardes-nya. Sementara Agung Firman Sampurna dicalonkan karena dianggap punya akses ke pemerintah.

“Tapi intinya semua harus berfikir untuk Merah Putih. Kalau prinsip itu sudah dipegang saya rasa PBSI akan membaik. Tapi kalau ego klub masih tinggi di situ maka akan sulit dibayangkan akan jadi apa PBSI ke depan. Saya rasa itu saja,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement