REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Borneo FC meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) membantu finansial klub-klub yang saat ini tengah mengalami kerugian besar. Terlebih, kompetisi ditangguhkan hingga 2021.
"Dengan keputusan resmi ini, klub mengalami kerugian cukup besar. Makanya kami meminta PSSI bisa membantu finansial klub-klub yang sedang mengalami kesulitan ini," ujar manajer Borneo FC Farid Abubakar dikutip dari laman resmi klub, Sabtu (31/10).
Farid mengatakan, sejak ditangguhkannya kompetisi pada Maret lalu, setiap tim harus tetap membayar gaji para pemain sementara pemasukan tidak ada. Kondisi itu tentu berdampak pada finansial klub.
Di samping itu, penundaan kompetisi hingga tahun depan masih dirasa belum jelas. Rambu-rambu soal gaji maupun renegosiasi kontrak harus dibahas serta disetujui bersama, pasalnya tim tetap menggaji pemain meski kompetisi tak bergulir.
Farid mafhum bukan hanya klub yang mengalami krisis finansial, PSSI serta PT LIB juga termasuk yang terdampak pandemi Covid-19. Namun, Borneo FC berharap PSSI dan PT LIB punya solusi membantu klub yang sedang terpuruk dalam hal keuangan.
“Semua memang merasakan dampak pandemi Covid-19 ini. Tapi saya pikir ada harapan dari induk sepak bola kita membantu keuangan klub saat ini, sembari persiapan menuju kompetisi tahun depan," kata dia.
Di satu sisi, menanggapi perihal ditundanya kompetisi hingga tahun depan membuat tim berjuluk Pesut Etam tersebut bisa bernafas lega. Menurutnya, kompetisi akhirnya tak digantung dalam situasi yang tak jelas. Klub juga tak dipusingkan dengan langkah yang akan diambil dengan adanya kepastian ini.
"Alhamdulillah sudah ada kejelasan, bahwa tahun ini dipastikan tidak ada. Harapan kami di tahun depan sebelum betul-betul dimulai kembali, sudah ada kejelasan baik izin kepolisian, jadwal, protokol kesehatan, format pertandingan, subsidi dan semua yang berkaitan dengan kompetisi," kata dia.