REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Keputusan tiga pihak terkait biaya penanggungan penundaan Olimpiade Tokyo 2020 telah keluar. Nantinya pihak panitia penyelenggara Olimpiade dengan pemerintah Kota Tokyo, Jepang akan berbagi secara seimbang dalam menanggung biaya tersebut.
Sementara untuk pemerintah pusat, mereka akan mengeluarkan biaya sebagian kecil dari apa yang telah diberikan oleh dua otoritas di atas.
Adapun, biaya penanggulangan penundaan Olimpiade Tokyo 2020 karena pandemi virus Covid-19 mencapai angka 96 miliar yen atau sekitar Rp 13,44 triliun. Data pada Desember 2019, anggaran termutakhir panitia ada di angka 12,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 176,4 triliun.
Sementara itu pihak penyelenggara mengatakan mereka dapat menambahkan dana sekitar 27 miliar yen atau setara 260 juta dollar AS dari dana darurat untuk membantu menutupi biaya tambahan tersebut.
Biaya penambahan untuk Olimpiade Tokyo 2020 jelas bakal memakan dana yang sangat besar. Pasalnya pihak terkait bakal lebih menjaga protokol kesehatan demi menghindari munculnya keraguan publik atas perizinan masuknya warga negara lain ke Jepang.
Pada bagian lain, Komite Olimpiade Internasional (IOC) berencana memberikan dana tambahan hingga 800 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,2 triliun.
Sebelum penundaan, Jepang mengatakan Olimpiade akan menelan biaya 12,6 miliar dollar AS. Tapi pemerintah pusat mengatakan hal itu akan memakan biaya lebih dari dua kali lipat. Dan sebuah studi Universitas Oxford dua bulan lalu mengatakan Olimpiade Tokyo adalah Olimpiade Musim Panas termahal yang pernah tercatat.