REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Djokovic menyoroti pertandingan yang tak terlupakan belum lama ini, saat final Wimbledon 2019 melawan Federer tidak hanya sebagai salah satu pertandingan terbaik dalam persaingan mereka, tetapi salah satu yang terbaik dalam karirnya.
Ia berujar, pertandingan di babak final Wimbledon 2019 masih terngiang karena menjadi salah satu dari sedikit pertandingan terbaik yang pernah ia mainkan.
Pertandingan tersebut menjadi yang terbaik, paling menarik, dan paling menuntut kemampuan fisik dan mental pada setiap aspek pertandingan yang pernah ia mainkan, katanya melanjutkan.
Pertandingan itu berlangsung dalam lima set yang epik dengan durasi selama empat jam 54 menit, dan hasil akhir 7-6(5), 1-6, 7-6(4), 4-6, 13-12(3).
Berdasarkan catatan ATP, pertandingan itu menjadi babak final terpanjang dalam sejarah Grand Slam lapangan rumput itu.
"Anda benar-benar melihat ke belakang dan menghargai setiap pertandingannya. Anda tidak bisa selalu menjadi bagian dari pertandingan seperti ini, jadi ketika mereka datang (sebagai lawan) Anda harus menghargai mereka," ucap Federer.
Djokovic dan Federer telah bertemu dua kali sejak final Wimbledon itu, membagi angka pertemuan dengan kemenangan balas dendam Federer di ATP Finals tahun lalu. Selanjutnya Djokovic pun kembali membalas di semifinal Australia Open 2020 untuk memperpanjang keunggulan catatan pertemuannya menjadi 27-23.
Baik Djokovic yang berusia 33 tahun maupun Federer yang berusia 39 tahun tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera melambat, dengan kedua petenis tersebut masih berada di peringkat "Top Five" sepanjang persaingan legendaris mereka terus menyenangkan para penggemar.
Federer menilai sejatinya sebuah persaingan bintang atlet sangat penting dalam olahraga, karena mampu membuat sebuah cabang olahraga lebih populer.
"Anda selalu membutuhkan seseorang yang bisa menjadi lawan dengan baik. Dengan saya dan dengan Djokovic, saya pikir kami mendapatkan dorongan yang terbaik dari satu sama lain," kata Federer.