Sabtu 16 Jan 2021 23:45 WIB

POSSI dan Komunitas Selam Bantu Pencarian SJ-182

Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu Jakarta.

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan pada kantong jenazah dan puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak pada hari ketujuh operasi SAR pesawat tersebut di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (15/1/2021).
Foto:

Menurutnya, pencarian serpihan pesawat dan jasad korban terkendala dengan jarak pandang yang sangat terbatas. "Visibility cuma setengah meter, kalau menyelam tidak berdekatan dengan yang lain bisa hilang tertinggal," kata Jahja. Untuk diketahui, setiap melakukan penyelaman diharuskan minimal dua orang untuk keamanan keselamatan penyelam.

Sedimen di dasar laut tempat jatuhnya pesawat memiliki ketebalan lumpur hampir satu meter. Dengan ditambah banyaknya penyelam yang melakukan pencarian, sedimen di dasar laut semakin mengaburkan jarak pandang.

Selain jarak pandang yang terbatas, kendala lain yang ditemui adalah kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga menimbulkan gelombang dan arus yang cukup kuat. Sebelum turut membantu SAR Sriwijaya SJ-182, Jahja juga pernah turut serta dalam pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Pakis Karawang Jawa Barat.

Penyelam senior dari PB POSSI Sanny Limbunan yang turut membantu pencarian Sriwijaya Air SJ-182 bahkan juga pernah melakukan pencarian Lion Air JT 610 dan Air Asia QZ 8510 yang jatuh di Selat Karimata. Sanny yang merupakan salah satu Anggota Dewan Instruktur di PB POSSI berperan sebagai instruktur bagi penyelam-penyelam junior dari Polri.

Sanny yang telah menyelam sejak tahun 1980 hingga saat ini usianya genap 60 tahun masih semangat untuk membantu pencarian puing dan korban dari pesawat jatuh.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement