REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo akan mengurangi jumlah ofisial yang berkunjung ke acara olahraga tersebut menjadi 90.000 orang atau lebih sedikit sebagai bagian dari upaya penyederhanaan.
CEO Komite Penyelenggara, Toshiro Muto, dikutip dari Kyodo, Jumat (14/5), mengatakan bahwa sebelum penundaan tahun lalu, karena pandemi virus corona, panitia mengharapkan total sekitar 180.000 ofisial dari luar negeri.
Jumlah atlet tetap tidak berubah, yakni sekitar 15.000 orang, tetapi Muto mengatakan jumlah ofisial bisa saja dikurangi lagi, tergantung pada situasi pandemi.
Panitia penyelenggara telah meminta sejumlah badan, seperti komite Olimpiade nasional dan federasi olahraga internasional untuk mengurangi jumlah ofisial yang datang ke Tokyo untuk menyederhanakan format pertandingan.
Muto mengatakan menetapkan jumlah pengunjung luar negeri adalah "salah satu faktor terpenting" dari proses perencanaan karena kebutuhan untuk mempersiapkan akomodasi dan transportasi. Dia mengatakan pembicaraan lebih lanjut mengenai pengurangan mungkin diperlukan tergantung pada situasi pandemi.
"Angka (final) mungkin sangat kecil jika kita mempertimbangkan (mempersempit) menjadi hanya individu yang tanpanya Olimpiade tidak dapat berlangsung," katanya.
Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC) Andrew Parsons, Kamis (13/5), mengatakan IPC telah mencapai pengurangan 60 persen dalam jumlah ofisial dari berbagai organisasi yang semula dijadwalkan untuk menghadiri pertandingan tersebut.
"Hanya orang yang memiliki peran penting, peran operasional yang akan berada di Tokyo," katanya.
IPC juga telah memangkas jumlah stafnya sendiri yang akan datang ke pertandingan tersebut lebih dari 25 persen, kata Parsons.
Penyelenggara sudah memutuskan untuk menggelar Olimpiade dan Paralimpiade tanpa penonton dari luar negeri untuk membantu mencegah penyebaran virus corona.