REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pep Guardiola dan Thomas Tuchel akan kembali berhadapan ketika Manchester City dan Chelsea bertarung di final Liga Champions, Ahad (30/5) dini hari WIB. Pertandingan sesama tim Inggris di Porto, Portugal, adalah pertemuan terbaru kedua belah pihak setelah skuad asuhan Tuchel unggul dalam pertemuan terbaru di Piala FA dan Liga Primer Inggris.
Perubahan haluan Chelsea di bawah Tuchel sangat luar biasa. Pelatih asal Jerman itu mengubah skuad yang tidak konsisten di bawah Frank Lampard menjadi tim yang banyak diharapkan akan menyaingi City dalam perebutan gelar Liga Primer Inggris musim depan.
Sebenarnya, kehebatan Tuchel tak datang begitu saja. Sejak lama, Guardiola bahkan sudah memperkirakan Tuchel akan jadi pesaing tangguh. Dalam buku Pep Guardiola: The Evolution, yang berkisah tentang tiga tahun kiprah Pep di Muenchen, penulis Marti Perarnau mengenang percakapannya dengan Guardiola pada 2015.
"Saya ingat pernah memintanya pada 2015 untuk menyebutkan dua pelatih dengan potensi terbesar," tulis Perarnau dikutip dari Manchester Evening News, Selasa (25/5). "Tanpa ragu sedetik pun, dia menyebut, 'Tuchel dan (Antonio) Conte'."
Kedua pelatih saling mengenal dengan baik, pertama kali bertemu pada 2014 saat Tuchel tidak bekerja, setelah memutuskan meninggalkan Mainz.
Namun rasa hormat Guardiola berbalas. Tuchel juga memuji Guardiola. Ia mengaku menonton hampir setiap pertandingan Barcelona di bawah kendali Guardiola. Tuchel mengaku belajar banyak dari Guardiola.
"Saya sangat terkesan dengan cara mereka mewujudkan kesuksesan dengan gaya yang mereka mainkan, para pemain akademi, sepak bola ofensif, penguasaan bola. Hal yang paling mengesankan tentang tim adalah mentalitas bagaimana mereka bertahan saat kehilangan bola," kata Tuchel.