REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Keadaan darurat di Tokyo akan dicabut pada hari Ahad (20/6), lima minggu sebelum dimulainya Olimpiade. Pembatasan darurat Covid-19 telah diberlakukan di ibu kota Jepang dan prefektur lainnya sejak akhir April di tengah lonjakan infeksi, tetapi akan dicabut pada hari Ahad (20/6).
Namun, beberapa tindakan darurat semu akan tetap dilakukan di beberapa daerah, termasuk Tokyo, hingga 11 Juli. Ini termasuk membatasi jumlah penonton di acara-acara besar.
Olimpiade akan dimulai pada 23 Juli, sedangkan Paralimpiade menyusul sebulan kemudian, mulai 24 Agustus. Ada kekhawatiran bahwa Olimpiade dapat memicu lonjakan infeksi virus corona.
Akibatnya, Perdana Menteri Yoshihide Suga telah mendorong masyarakat Jepang untuk menonton Olimpiade di televisi, daripada menghadiri acara secara langsung.
"Penting untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo yang aman dan terjamin, mengekang penyebaran infeksi selama periode tersebut dan mencegah penyebaran infeksi setelah Olimpiade," katanya, dilansir di BBC, Jumat (18/6).
“Saya ingin mengajak semua pihak untuk mendukung para atlet di rumah, salah satunya dengan menonton televisi.” tambahnya.
Tidak ada penggemar internasional yang diizinkan di Olimpiade dan Paralimpiade yang tertunda ini karena ketakutan akan virus corona. Sementara itu belum diputuskan apakah penggemar Jepang akan diizinkan untuk hadir.
Di bawah keadaan darurat dan tindakan kuasi-darurat, penonton di acara-acara besar dibatasi hingga 5.000 atau setengah dari kapasitas venue, mana yang lebih kecil.