Rabu 01 Sep 2021 18:50 WIB

Australia Tawarkan Visa untuk Atlet Paralimpiade Afghanistan

Khudadadi dijadwalkan bertanding di kelas taekwondo K44-49kg putri pada Kamis (2/9).

Dalam gambar yang diambil dari sebuah video, atlet Afghanistan Zakia Khudadadi, kiri, dan Hossain Rasouli tiba di bandara Haneda di Tokyo pada Sabtu, 28 Agustus 2021. Mereka telah tiba di Tokyo, melalui apa yang digambarkan sebagai perjalanan yang mengerikan dari Kabul ke Paris , untuk bersaing di Paralimpiade.
Foto: AP Photo/TBS
Dalam gambar yang diambil dari sebuah video, atlet Afghanistan Zakia Khudadadi, kiri, dan Hossain Rasouli tiba di bandara Haneda di Tokyo pada Sabtu, 28 Agustus 2021. Mereka telah tiba di Tokyo, melalui apa yang digambarkan sebagai perjalanan yang mengerikan dari Kabul ke Paris , untuk bersaing di Paralimpiade.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua atlet Afghanistan yang berhasil mencapai Jepang untuk berlaga di Paralimpiade Tokyo mendapat tawaran visa kemanusiaan dari Australia. Ini disampaikan pengacara yang terlibat dalam evakuasi kedua atlet tersebut dari negaranya.

Alison Battisson dari Human Rights for All mengatakan, taekwondoin putri Zakia Khudadadi, dan pelompat jauh Hossain Rasouli, perlu diberi ruang untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan setelah perhelatan olahraga terbesar di dunia untuk penyandang disabilitas itu selesai.

Baca Juga

Khudadadi dan Rasouli tiba di Tokyo pada Sabtu (28/8), setelah usaha multinasional berhasil mengevakuasi kedua atlet itu dari Kota Kabul. Ibu kota Afghanistan itu sekarang berada di bawah kendali Taliban. Battisson terlibat dalam upaya untuk mengevakuasi keduanya, bersama puluhan atlet lain.

"Australia telah memberi mereka visa, tetapi ini semua dilakukan dengan amat sangat terburu-buru sehingga mereka membutuhkan ruang bernapas untuk memutuskan apa yang terbaik bagi mereka," kata Battisson dikutip dari Kyodo, Rabu (1/9).

Mantan kapten tim sepak bola nasional Australia Craig Foster, yang juga advokat pengungsi yang terlibat dalam evakuasi, Ahad (29/8), mengatakan bahwa tujuan akhir mereka belum diketahui. Namun, dia mengucapkan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri Marise Payne dan politisi lainnya karena telah melakukan pekerjaan luar biasa.

"Juru bicara Departemen Dalam Negeri, pada Selasa (31/8), mengatakan departemen tersebut dapat mengomentari kasus individu, tapi Australia telah berkomitmen untuk menerima 3.000 warga Afghanistan di bawah program kemanusiaan negara tersebut. Prioritas khusus akan diberikan kepada minoritas yang dianiaya, perempuan dan anak-anak, serta mereka yang memiliki hubungan keluarga dengan Australia, menurut pejabat tersebut.

Kedua atlet Afghanistan yang mengikuti Paralimpiade itu telah berada di ibu kota Prancis, Paris, selama sekitar satu pekan setelah mereka dievakuasi. Rasouli, yang seharusnya berlaga di nomor 100 meter T47 putra, malah bertanding di nomor lompat jauh T47 putra pada Selasa (31/8) karena datang terlambat.

Sementara Khudadadi dijadwalkan bertanding di kelas taekwondo K44-49kg putri pada Kamis (2/9). Dia akan menjadi atlet perempuan Afghanistan pertama yang berkompetisi di Paralimpiade sejak 2004, menurut Komite Paralimpiade Internasional (IPC).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement