REPUBLIKA.CO.ID, Adagium lawas bahwasanya, Roma tidak dibangun dalam semalam, sepertinya mulai menghilang dari jati diri timnas Italia. Setelah menjuarai Euro 2020, Gli Azzurri bak hanyut ditelan samudera.
Ketika Jorginho muncul untuk mengambil tendangan penalti pada laga krusial versus timnas Swiss beberapa hari lalu, tidak ada satu jiwapun di dalam Stadio Olimpico yang bersemangat yang mengira ia akan menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut.
Anehnya, itulah yang terjadi. Jorginho mengirim tendangan penalti melewati atas mistar gawang, memperpanjang rekor buruk yang dimulai di Stadion Wembley saat adu penalti Final UEFA Euro 2020 melawan Inggris.
Semua orang melupakan kesalahan Jorginho setelah akhir yang manis di Final, kecuali, mungkin, Jorginho sendiri.
Namun, tidak adil jika hanya mengkambing hitamkan penggawa Chelsea atas hasil payah Italia, lantaran gagal lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2022 Qatar.
Meskipun Azzurri memiliki masalah yang jelas untuk urusan lini depan. Hal itu bukan alasan mendasar mengapa mereka gagal mendapatkan tiga poin melawan Swiss dan bermain imbang kontra Irlandia Utara, dini hari tadi WIB.
Entah bagaimana, meski menang di Piala Eropa 2020, Italia masih belum mampu menyingkirkan bayang-bayang gelap Piala Dunia.
Empat tahun lalu, mereka mencapai titik terendah dengan gagal lolos ke Rusia 2018 bersama pelatih ikonik Giampiero Ventura yang bertanggung jawab.
Mantan pelatih Azzurri telah mengumumkan pengunduran dirinya hanya beberapa jam sebelum kick-off, tetapi perasaan membatu yang sama seperti empat tahun lalu masih mengudara di Stadio Olimpico malam ini.
Kapten sekaligus bek tengah timnas Italia, Leonardo Bonucci mengakui timnya seperti kehilangan rasa lapar. Ia pun berharap dengan derita gagal lolos secara otomatis dan bermain di fase play-off Italia.
"Saya tidak tahu apakah secara tidak sadar kami kehilangan beberapa di antaranya setelah juara Euro, tapi besok kami harus menemukannya kembali," kata Bonucci dilansir Football Italia, Selasa (16/11).
Bonucci menambahkan bagaimanapun La Nazional harus menemukan kembali keseimbangan dalam cara mereka bermain dan tekad besar seperti yang apa ditunjukkan pada pertandingan Euro 2020.
Disisi lain, pelatih Roberto Mancini menilai tidak masalah Italia gagal lolos secara langsung ke Piala Dunia 2022. Akan tetapi, mereka dituntut untuk mencapai bisa mencapai ke turnamen Jules Rimet empat tahunan sekali.
"Terpenting adalah mencapai PD, tidak masalah bagaimana kami sampai di sana," kata Mancini.
Praktis Italia akan tergabung dengan Portugal, Swedia, Skotlandia, Rusia, Polandia, Makedonia Utara, Republik Ceska, atau Wales, dan Austria di babak play-off Piala Dunia 2022.
Menukil Goal International, Selasa (16/11) pengundian babak play-off Piala Dunia 2022 akan diadakan pada Jumat 26 November di markas FIFA, Zurich, Swiss.
10 runner-up grup kualifikasi Piala Dunia bergabung dengan dua pemenang grup UEFA Nations League terbaik yang tidak finis di dua besar babak kualifikasi Piala Dunia.
Ke-12 tim ini dibagi menjadi tiga plot empat tim, dengan masing-masing plot terdiri dari semi final dan final. Pemenang dari tiga final maju ke Piala Dunia 2022.
Enam runner-up grup kualifikasi teratas akan diunggulkan untuk pengundian sementara enam tim yang tersisa tidak akan diunggulkan.
Play-off Eropa untuk Piala Dunia 2022 akan dimainkan pada akhir Maret 2022. Pertandingan semifinal play-off digelar pada 24 dan 25 Maret, dengan final berlangsung pada 28 atau 29 Maret 2022.
Piala Dunia 2022 Qatar akan melibatkan 32 tim dari negara berbeda dengan setiap benua mendapat jatah masing-masing. Untuk Zona Asia jatah tiket sebanyak empat atau lima.