Senin 06 Dec 2021 16:54 WIB

Coach Toro Mau Para Pemain Terbaik Ini Ada di Timnas Basket

Toroman menyebut 6 pemain yang mesti ada di luar skuad timnas basket lawan Lebanon.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Timnas basket putra Indonesia dinilai pelatih Rajko Toroman bisa berbicara lebih banyak jika diperkuat para pemain terbaik Indonesia.
Foto:

Coah Toro tidak hendak menganggap rendah para pemain lain yang saat ini bergabung di timnas. Ia justru memuji para pemain timnas Indonesia yang punya kelebihan bisa dilatih dengan baik, cepat mengerti taktik, pekerja keras, dan punya tembakan bagus. Masalahnya, kata dia, para pemain Indonesia kurang atletis untuk berkompetisi di level Asia.

 

Ia mengaku tak punya banyak pilihan seperti ketika melatih di negara lain. Mengganti beberapa pemain yang selama ini jadi sasaran kritikan karena dianggap tak berkontribusi, dinilainya bukan persoalan utama. Ia juga tak menampik Indonesia punya para pemain muda berbakat dari timnas elite muda. Hanya, dia merasa para pemain ini butuh dua sampai tiga tahun lagi baru bisa menggantikan para seniornya di timnas putra.

 

“Pergantian beberapa pemain seperti yang ramai dibahas itu masalah kosmetik. Persoalan utamanya ada pada menarik pemain-pemain terbaik ke dalam tim agar kita bisa makin kompetitif. Dengan Marques dan Derrick misalnya, kita bisa memperkuat rebound. Dame bisa jadi back up. Kita punya kekuatan di permainan dalam, yang akan membantu para shooter,” ujar Coach Toro.

 

Ia mengatakan, pemain besar jadi persoalan Indonesia. Saat ini, ia hanya punya Vincent Rivaldi Kosasih. Namun menurut coach Toro, Vincent akan kesulitan jika jadi pemain utama. Satu nama lain adalah Kelvin Sanjaya. Namun center muda ini dinilai belum begitu matang. Faktor inilah yang membuat urgensi kehadiran pemain naturalisasi menjadi besar.

 

Marques Bolden  saat ini tengah bermain di G-League, liga basket dibawah NBA, dan tengah berjuang bisa menembus NBA. Manajer timnas basket putra Maulana Fareza Tamrella menyebut kalau Marques dinaturalisasi untuk ajang FIBA Asia Cup 2021 yang kemudian mundur setahun jadi tahun 2022. Atau nanti untuk FIBA World Cup 2023, jika Indonesia lolos.

 

"Seperti Rui Hachimura untuk Jepang, dia tidak bermain di kualifikasi. Hanya dimainkan saat kejuaraan Asia atau dunia saja. Demikian pula dengan Marques Bolden memang tidak kita mainkan di kualifikasi, tetapi nanti untuk FIBA Asia 2022," ujar Mocha.

 

Kualifikasi FIBA World Cup 2023, di mana Indonesia tergabung di Grup C bersama Lebanon, Yordania, dan Arab Saudi bukanlah satu-satunya jalan untuk meraih tiket FIBA World Cup 2023. Masih ada FIBA Asia Cup 2022 di mana Indonesia akan bertindak sebagai tuan rumah.  FIBA Asia 2022 yang akan digelar 12-24 Juli di Jakarta menjadi target realistis untuk meraih tiket. Syaratnya harus menempati peringkat delapan kejuaraan tersebut. Harapan itu akan jauh lebih besar, sebab Indonesia akan memainkan Marques Bolden.

 

Sementara Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih menjelaskan tidak bisa bermainnya Dame Diagne, pemain muda asal Senegal yang sudah dinaturalisasi ini. "Dame tak bisa main lawan Lebanon karena tak dapat clearance dari FIBA. Perbasi terhambat pembatasan perjalanan ke Senegal untuk pengurusan surat yg dibutuhkan," kata dia

 

Ketum Perbasi berjanji akan mengurus secepatnya apabila pembatasan perjalanan menjadi lebih longgar. Diharapkan tahun depan urusan Dame sudah selesai dan bisa menjadi bagian timnas Indonesia di berbagai kejuaraan termasuk FIBA Asia Cup 2022. 

photo
Agassi Goantara (kanan), pemain yang diharapkan pelatih Rajko Toroman ada di timnas basket Indonesia. - (ANTARA/Abriawan Abhe)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement