Jumat 10 Dec 2021 18:01 WIB

Barcelona tanpa Messi Tenggelam, Madrid Ditinggalkan CR7 Konsisten

Era Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo merupakan salah satu yang terbesar di La Liga.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Foto: EPA-EFE/VALERIANO DI DOMENICO
Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Eko Supriyadi

Era Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah sepak bola Spanyol. Kini, kedua pemain paling bersinar sejagat tersebut telah meninggalkan klub mereka masing-masing di La Liga.

Baca Juga

Namun nasib Real Madrid dan Barcelona justru berbeda setelah ditinggal dua pemain bintang masing-masing. Real Madrid mampu menjaga kehormatan mereka dengan rutin lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Bahkan musim ini, Los Blancos memuncaki klasemen La Liga. Memang, Madrid membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri tanpa generasi berbakat seperti Ronaldo.

Dikutip dari Marca, Jumat (10/12), pondasi Los Blancos lebih kuat di Santiago Bernabeu, sehingga terhindar dari bencana turun kasta ke Liga Europa. Madrid memiliki pemain yang bisa diandalkan untuk mencetak gol seperti Karim Benzema dan Vinicius Junior. Lini pertahanan mereka juga semakin solid dengan duet dari David Alaba dan Eder Militao.

Sementara keruntuhan Barcelona tampaknya telah membuktikan mereka benar-benar bergantung kepada Messi. Barca bahkan kalah saing dengan Benfica untuk mendapatkan tiket ke babak 16 besar. Selain itu, di liga domestik musim juga terseok-seok dengan berada di peringkat ketujuh. Dua hal itu tak pernah terjadi kepada Madrid sejak ditinggal Ronaldo.

Ronaldo meninggalkan Madrid pada musim panas 2018, dan bergabung ke Juventus. Madrid masih selalu lolos dari fase grup Liga Champions sejak saat itu. Meski mereka tetap gagal di babak 16 besar oleh Ajax dan musim lalu oleh Manchester City. Namun, Barcelona seolah kaget ditinggal oleh Messi yang sudah berada di Camp Nou selama lebih dari satu dekade.

Baru enam bulan ditinggal Messi, Barcelona sudah gagal hanya untuk sekadar lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Mereka seolah kebingungan bagaimana caranya mencetak gol. Selama fase grup Barca hanya mencetak gol ke gawang Dynamo Kiev. Selama masih dilatih Ronald Koeman hingga Xavi Hernandez, Barca tidak bisa membobol gawang Benfica dan Bayern Muenchen dalam empat pertandingan.

Tingkat keberhasilan Barca merosot tajam sejak ditinggal Messi. Tapi itu memang tidak mengejutkan, mengingat materi pemain yang dimiliki oleh Blaugrana musim ini, ditambah badai cedera yang menimpa lini serang mereka. Krisis keuangan juga punya andil terhadap kepergian sejumlah pemain bintang seperti Messi, Luis Suarez hingga Antoine Griezmann. 

Ronald Koeman sempat sesumbar, Barcelona tidak akan bergantung pada Messi. Pada Agustus lalu, ketika Barcelona mengalahkan Real Sociedad 4-2, Koeman menyebut permainan timnya lebih kolektif dengan tidak adanya Messi di lapangan. 

''Saya pikir permainan kami bisa lebih kolektif daripada sebelumnya, tetapi saya lebih suka memiliki Messi di tim saya. Tapi jika kita tidak memiliki pemain (Messi), itu harus kolektif,'' kata Koeman, dikutip dari Dailymail.

Namun ternyata Barcelona tidak bisa begitu saja mengandalkan permainan kolektif. Dalam beberapa momen, Barca membutuhkan sosok yang bisa memecahkan kebuntuan. Saat ditahan imbang Benfica 0-0 di Liga Champions, Barca mendapatkan segudang peluang, tak ada satupun yang masuk ke gawang. Saat dikalahkan Bayern Muenchen pada leg pertama fase grup Liga Champions, Barcelona bahkan tidak bisa membuat satu pun peluang.

Padahal, Messi merupakan sosok yang selalu bisa menyuguhkan keajaiban bagi Barca, entah dari tendangan luar kotak penalti hingga eksekusi bola mati. Memphis Depay dan Luuk de Jong gagal menjadi penyerang yang menginspirasi kemenangan. Kini, untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, Barcelona turun kasta ke Liga Europa. Sementara Messi, masih berlaga di Liga Champions bersama Paris Saint-Germain.

Bisa dimaklumi bagaimana Barcelona saat ini lebih rentan diserang tanpa Messi. Biasanya, setiap lawan yang akan jumpa Barcelona, selalu memikirkan bagaimana cara menghentikan Messi. Mereka tidak bisa leluasa menyerang karena kekhawatiran hadirnya Messi di lapangan. Saat ini, klub manapun tidak akan khawatir lagi dengan sosok yang bisa memberikan keajaiban Barca di lapangan. Sehingga lebih percaya diri dalam bertahan dan leluasa dalam menyerang.

Tapi ini bukan akhir dari Barcelona. Sebab Los Blancos juga sebenarnya tidak baik-baik saja pada musim pertama ditinggal Ronaldo. Madrid hanya memenangkan Piala Dunia Antarklub (di bawah Santiago Solari) dan Supercopa Spanyol bersama Zidane. Tapi setahun kemudian Madrid menemukan jati diri dan kepercayaan diri kembali, dan juara La Liga Spanyol di bawah Zidane.

''Semua yang kami capai adalah prestasi tim, para pemain yang ada saat ini,'' kata Zidane usai Madrid memastikan juara La Liga pada 18 Juli 2020, dikutip dari Standard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement