Rabu 19 Jan 2022 14:35 WIB

Menikmati Pertunjukan Juventus yang Kembali Akrab dengan Hasil Positif di Serie A

Tanpa CR7, Juve kini bermain sebagai sebuah tim.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain Juventus Weston McKennie (kanan) bergembira setelah mencetak gol 2-0 pada pertandingan sepak bola Serie A Italia Juventus FC vs Udinese Calcio di Stadion Allianz di Turin, Italia, 15 Januari 2022.
Foto: EPA-EFE/ALESSANDRO DI MARCO
Pemain Juventus Weston McKennie (kanan) bergembira setelah mencetak gol 2-0 pada pertandingan sepak bola Serie A Italia Juventus FC vs Udinese Calcio di Stadion Allianz di Turin, Italia, 15 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Frederikus Bata

Ada pertunjukkan hebat Juventus. Ini konteksnya pada ajang Serie A. Kini Juve berada di posisi kelima klasemen sementara. Perlahan tapi pasti Bianconeri mendekati zona Liga Champions.

Baca Juga

Terakhir kali si Nyonya Tua terjungkal di kompetisi terelite ranah Italia, pada akhir November 2021. Setelahnya, pasukan hitam putih tak terkalahkan dalam delapan pertandingan beruntun. Sebanyak enam partai berhasil mereka menangkan. Sisanya dua duel berkesudahan imbang.

Apa yang membuat skuad polesan Massimiliano Allegri seperti kembali ke habitat mereka? Sebuah klub yang akrab dengan kemenangan. Totalitas semua pihak untuk memberikan segalanya, menjadi kunci.

Jika dilihat dari delapan pertandingan tak terkalahkan itu, ada banyak pencetak gol. Tentunya pemain menyerang seperti Paulo Dybala dan Alvaro Morata tetap sedikit lebih subur dari rekan-rekannya. Tapi beberapa jugador lainnya mulai aktif mencatatkan nama di papan skor.

Pemain seperti Weston McKennie, Juan Cuadrado, dan Federico Bernardeschi mampu menggetarkan jala lawan. Demikian juga dengan Manuel Locatelli, Dejan Kulusevski serta Mattia de Sciglio.

Artinya, tak ada seseorang yang benar-benar menjadi sandaran. Saat masih ada Cristiano Ronaldo, tugas mencetak gol seakan dibebankan sendirian padanya. Itulah mengapa pemain senior Juventus seperti Leonardo Bonucci, dan Georgio Chiellini menyadari ada yang berubah dari mereka, sepeninggal Ronaldo.

Mereka harus kembali bersatu sebuah tim. Kendati pada saat yang sama, Juve masih berproses agar tampil lebih efektif saat memiliki peluang emas. Kekurangan tersebut, terus diminimalisir. Bianconeri lebih mengandalkan kolektivitas, termasuk dalam urusan membobol gawang lawan.

"Saya pikir secara bertahap, kami akan mencapai level yang kami inginkan, menemukan banyak pemain yang bisa mencetak gol. Masing-masing dari kami harus mencari peluang untuk mencetak gol," kata bek tengah Bianconeri, Matthijs de Ligt, dikutip dari laman resmi klubnya.

Berikutnya, di luar dari urusan mencetak gol, semua penggawa si Nyonya Tua memiliki tanggung jawab yang sama. Itu terlihat ketika badai cedera menyerang raksasa Turin ini. Para jugador yang biasanya bertindak sebagai pelapis, tampil impresif.

Bayangkan, akhir-akhir ini, Juventus tidak diperkuat Federico Chiesa, Leonardo Bonucci, juga Danilo da Silva. Hanya Danilo yang sudah turun gunung. Tepatnya di pentas Coppa Italia melawan Sampdoria. 

Juve menundukkan La Samp 4-1, di Stadion Allianz, Turin, Rabu (19/1) dini hari WIB. Ia bermain hingga menit ke-62. Setelahnya ia digantikan oleh Giorgio Chiellini.

Tapi di ajang Serie A, Danilo belum kembali. Bisa jadi pada laga mendatang saat Bianconeri bertandang ke markas AC Milan, ia unjuk gigi. Tapi intinya, Allegri bisa menutup lubang saat tak diperkuat para bintangnya.

Tanpa Danilo, Mattia de Sciglio bisa jadi andalan. De Sciglio mencetak gol penting ketika si Nyonya Tya mengalahkan AS Roma secara dramatis di Olimpico. Ia juga memberi assist untuk Gol McKennie ke gawang Udinese.

Kemudian di area bek tengah, Daniele Rugani benar-benar memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Ia piawai menjaga pertahanan Juventus, saat ditinggal Bonucci. Beberapa kali De Ligt serta Chiellini juga absen. Masih ada Rugani di sana.

Berbagai fakta di atas menunjukkan tipisnya perbedaan antara pemain utama dan jugador pelapis di Juve. Boleh jadi ada gap dari sisi kualitas. Tapi ketika para aktor cadangan menampilkan komitmen penuh, maka masalah terselesaikan.

Kini saatnya Bianconeri melanjutkan hasil positif ini. Sehingga mampu meramaikan persaingan di papan atas Serie A. Tepatnya mendekati duo Milan sebagai rival klasik mereka.

"Kami menonton setiap pertandingan. Kami melakukan dengan baik, dan kami telah mencapai banyak hasil bagus. Kami tidak berada di tempat yang kami inginkan, tetapi kami bisa sampai di sana," ujar Dybala, dikutip dari Juventus.com.

Pernyataan La Joya bak sebuah ikrar. Sungguh pemandangan yang tak biasa jika Juve hanya menjadi penonton para pesaingnya berjuang di jalur scudetto. Bianconeri juga selalu aktif mewakil Italia di Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir. Tentunya pasukan Allegri siap mempertahankan tradisi tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement