Rabu 26 Jan 2022 00:23 WIB

Pandemi Halangi Hubungan Persib Bandung dengan Media

Keterbatasan liputan tak lepas dari ketatnya prokes yang diterapkan Persib.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Endro Yuwanto
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahyono. Teddy paham kesulitan wartawan dalam mengakses Persib telah berlangsung dua tahun lamanya akibat pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahyono. Teddy paham kesulitan wartawan dalam mengakses Persib telah berlangsung dua tahun lamanya akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung menggelar pertemuan dengan media di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (24/1/2022). Pertemuan ini membahas mengenai teknis peliputan yang terbatas akibat pandemi Covid-19.

Media officer Persib, Jatnika Sadili, mengakui keterbatasan peliput, baik wartawan dan fotografi, tak lepas dari ketatnya protokol kesehatan (prokes) yang diterapkan Persib. Pembatasan media pun telah diberlakukan sejak pandemi Covid-19 menghentikan kompetisi pada 2020 lalu.

Baca Juga

"Jadi teman-teman media sudah mengetahui bagaimana protokol kesehatan saat pandemi. Situasi peliputan pandemi ini memang dinamis melihat situasi dan kondisi dari peningkatan Covid-19 di Indonesia," kata Jatnika.

Namun kini ada angin segar mengingat dalam kompetisi pun peliput sudah bisa mengikuti konferensi pers pascatanding. Persib memastikan musim depan media sudah bisa meliput Persib secara langsung.

"Kehadiran media di stadion jadi angin segar bagi semua klub, yang berharap lebih nyaman untuk tatap muka dibandingkan lewat online," kata Jatnika.

Sementara itu wartawan senior, Endan Suhendar, mengakui keterbatasan dalam peliputan memaksa wartawan untuk pintar-pintar mencari bahan tulisan. Apalagi segala sesuatu yang berkaitan dengan Persib selalu menjadi topik hangat bagi pembacanya.

"Persib bergengsi bagi media, tapi pandemi memaksa peliputan juga terbatas karena memang bisa dibilang terhambat untuk bertemu dengan pelatih dan pemain," kata Endan.

Hal serupa pun terasa oleh fotografer. Fotografer senior, Yogie Ardi, mengakui stok foto akan menjadi sama karena disuplai oleh kantor berita Antara dan media official.

"Kami tidak bisa memasok foto-foto asli dari media. Ada ketidakpuasan kalau bukan foto sendiri karena selama ini pun pasokan dari antara dan official Persib. Itu kan memang momen yang tak kami inginkan," kata Yogie.

Tuntutan soal peliputan pun mendapat tanggapan dari direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono. Ia paham dengan hal tersebut mengingat kesulitan wartawan dalam mengakses Persib telah berlangsung dua tahun lamanya.

"Kami pasti mengakomodasi kebutuhan teman-teman media karena merupakan bagian dan stakeholder. Kami ingin semua maju bersama dengan Persib," kata Teddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement