Sabtu 29 Jan 2022 03:03 WIB

Tiga Pelatih Paling Banyak Dipecat di Liga Inggris

Senin lalu, Ranieri dipecat oleh klub Liga Inggris untuk keempat kalinya

 Manajer Watford, Claudio Ranieri, menyaksikan pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Watford dan Liverpool di Vicarage Road, Watford, Inggris,Sabtu (16/10/2021).
Foto: Tess Derry/PA via AP
Manajer Watford, Claudio Ranieri, menyaksikan pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Watford dan Liverpool di Vicarage Road, Watford, Inggris,Sabtu (16/10/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, WATFORD --Hampir lima tahun dari memimpin Leicester City meraih juara Liga Primer Inggris, Claudio Ranieri memiliki catatan sejarah tersendiri untuk namanya. Kini ia masuk dalam jajaran pelatih klub paling banyak dipecat. Ranieri memang malang.

Orang di balik salah satu prestasi manajerial terbesar sepak bola itu harus menerima kenyataan dipecat oleh klub yang baru dilatihnya selama kurang lebih tiga bulan.

Senin lalu, Ranieri dipecat oleh klub Liga Inggris untuk keempat kalinya, menyamai rekor yang dimiliki oleh Mark Hughes dan Jose Mourinho.

Tentu saja, ketiga pelatih ini tahu kalau kemungkinan tersebut akan terjadi, terutama saat Ranieri di Watford dan Mourinho di Chelsea. Pemecatan juga bagian dari kehidupan manajer Liga Inggris.

Namun tiga pelatih ini memiliki catatan yang tidak dimiliki oleh sosok juru taktik lain di Inggris. Mark Hughes dipecat oleh Manchester City, Queens Park Ranger, Southampton dan Stoke City. Mourinho dipecat Chelsea dua kali, Manchester United dan Tottenham. Sementara Ranieri dipecat Chelsea, Leicester, Fulham dan Watford.

Fakta ini tidak memasukan pengunduran diri atau manajer yang diangkat menjadi direktur sepak bola. Statistik per musim mencakup periode 1 Juni hingga 31 Mei, kecuali untuk musim 2019/20 yang diperpanjang karena pandemi Covid-19.

Data ini hanya memasukan pelatih yang dipecat oleh klub mereka di Liga Inggris. Manajer memang pekerjaan paling tidak stabil di Liga Inggris. Chelsea dan Tottenham sama-sama sudah memecat 13 pelatih di era Liga Primer.

Roman Abramovich dan Daniel Levy masing-masing telah memecat 10 manajer. Sejak awal 2019/20, total ada 20 manajer yang dipecat oleh klub Liga Primer Inggris. Lima dari 20 pemecatan itu, seperempatnya dilakukan oleh Watford.

Ia Porterfield dari Chelsea, menjadi manajer pertama Liga Primer yang dipecat pada 15 Februari 1993. Langkah itu dilakukan Chelsea setelah 11 pertandingan tanpa kemenangan. Dia satu-satunya manajer yang dipecat pada musim pertama di era Liga Primer.

Baru kemudian Tottenham, yang saat itu diketuai Alan Sugar, memecat pelatih gabungan, Doug Livermore dan Ray Clemence pada musim panas.

Walaupun Liga Primer secara statistik, dikutip dari Skysports, Jumat (28/1), Liga Primer merupakan tempat yang relatif stabil untuk dikelola sampai saat ini.

Dalam 18 musim pertama. dari 1992/93 hingga 2009/10, rata-rata manajer yang dipecat sebesar 4,1 per musim. Dalam 12 musim setelah itu, manajer yang dipecat mencapai 8 orang per musimnya.

Dalam delapan tahun terakhir, klub cenderung lebih strategis, dan tentu saja lebih kejam. Empat dari delapan pemecatan musim ini terjadi sebelum jeda internasional. Watford memecat Xisco Munoz sebelum jeda internasional Oktober.

Claudio Ranieri pergi pada awal liburan musim dingin. Norwich dan Aston Villa memutuskan untuk melakukan perubahan beberapa jam sebelum pertandingan terakhir jelang jeda internasional November.

November 2021 memang jadi bulan terburuk soal pemecatan pelatih dalam sejarah Liga Primer. Empat pelatih kehilangan pekerjaan mereka (Nuno Espirito Santo dan Ole Gunnar Solskjaer termasuk yang dipecat).

November dan Desember merupakan bulan paling berbahaya bagi manajer. Sebanyak 24 manajer Liga Primer telah kehilangan pekerjaan mereka pada bulan November. Sementara selama periode Natal, ada 26 pelatih yang dipecat.

Dari 139 pemecatan di Liga Inggris, 50 diantaranya terjadi pada satu dari dua bulan itu. Bisa dipahami, November dan Desember adalah musim yang membuat para eksekutif klub gugur, terutama ketika mereka berada di zona degradasi. 28 manajer yang dipecat pada periode ini karena klub mereka berada di zona degradasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement