REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senegal di ambang masuk babak penentuan gelar Piala Afrika untuk kedua kali berturut-turut ketika mereka dijajal Burkina Faso dalam pertandingan semifinal di Stadion Ahmadou Ahidjo, Yaounde, Kamerun, Kamis (3/2/2022) dini hari pukul 02.00 WIB. Sadio Mane dan rekan-rekan hanya mencetak satu gol dalam babak penyisihan grup, tetapi mengoleksi lima gol dalam fase gugur tatkala mengalahkan Tanjung Verde 2-0 pada babak 16 besar dan menundukkan Guinea Ekuatorial 3-1 dalam perempat final.
Baik Senegal maupun Burkina Faso belum pernah mengangkat trofi kontinental ini. Pencapaian tertinggi mereka adalah runner up kejuaraan bergengsi antarnegara Benua Hitam. Senegal runner-up 2002 dan 2019, Burkina Faso runner up 2013. Jadi, ini pertemuan dua tim yang berusaha keras menembus status elite sepak bola Afrika.
Mereka pantas sampai pada babak empat besar ini karena level bertanding mereka yang tinggi. Terlebih, mereka memiliki pemain-pemain bintang yang teruji dalam kompetisi-kompetisi agung di Eropa.
Senegal
Ada sakit hati yang lama terpendam pada diri timnas Senegal karena berulang kali nyaris membuat sesuatu yang monumental, baik dalam Piala Afrika maupun dalam Piala Dunia. Di antara yang bisa disebut adalah saat mereka pernah menjadi tim Afrika pertama yang hampir mencapai semifinal Piala Dunia 2002, lalu nyaris menjuarai Piala Afrika 2002 dan 2019, dan kemudian fase grup Piala Dunia 2018. Senegal gagal dalam semua momen itu di antaranya karena tak bisa mencetak gol. Ini penyakit yang mereka ulangi pada fase grup Piala Afrika 2022 beberapa hari lalu.
Pasukan Aliou Cisse ini adalah satu-satunya dari sembilan elite sepak bola Afrika yang tak pernah mengangkat trofi Piala Afrika. Mereka merupakan tim dengan peringkat FIFA paling tinggi di Afrika, lebih tinggi dibandingkan dengan calon lawannya dalam semifinal,Burkina Faso. Bahkan, mereka lebih tinggi dibandingkan Mesir dan tuan rumah Kamerun sekalipun. Senegal berperingkat 20, Mesir peringkat 45, Kamerun pada urutan 50, sedangkan Burkina Faso 60.
Kini, Senegal harus mengapitalisasi peringkat tinggi yang memang dibarengi dengan kedalaman skuad yang diisi para bintang, seperti Sadio Mane, Edouard Mendy, Kalidou Koulibaly, Abdou Diallo, Idrissa Gueye dan banyak lagi. Mereka harus memupus sakit hati dan kekecewaan yang sudah terlalu lama mereka pendam.
Masalahnya seperti terjadi pada masa-masa lampau, Senegal dihinggapi penyakit tak terlalu subur mencetak gol. Namun, mereka juga sulit sekali dibobol lawan. Tak heran karena memiliki palang pintu yang bermain untuk Chelsea, Bayern Muenchen, Napoli dan Paris Saint Germain.
Sayang, sekalipun memiliki bomber Sadio Mane, yang duetnya di Liverpool bersama Mohamed Salah sangat menakutkan di Liga Inggris dan Eropa, Senegal belum bisa menarik manfaat Mane sebesar didapatkan Liverpool. Mane Hanya melepaskan 12 tembakan tepat sasaran saat 16 besar yang merupakan paling sedikit dibandingkan dengan tiga semifinalis lainnya, Senegal juga membuat akurasi tembakan 23 persen atau berperingkat 21 dari 24 tim dalam Afcon 2022.
Namun Aliou Cisse sepertinya sudah memiliki resep yang terbukti ampuh saat menggasak Guinea Ekuatorial dengan skor 3-1 dalam perempat final pekan lalu. Dalam penampilannya yang ke-16 dalam Piala Afrika, Senegal sudah pasti dipaksa oleh dirinya sendiri untuk melangkah lebih jauh ketimbang ekspedisi mereka pada Afcon 2019 ketika menyerah kepada Aljazair dalam partai final.
Dengan stok seperti Mane, Mendy, Koulibaly dan lainnya, seharusnya tidak sulit bagi mereka untuk menghentikan langkah Burkina Faso.