REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional (timnas) basket Indonesia kembali gagal meraih kemenangan dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia (FIBA World Cup) 2023 Grup C zona Asia. Teranyar, anak asuh Rajko Toroman ditumbangkan Yordania 64-94 di Prince Hamza Stadium, Amman, Senin (28/2) dini hari WIB.
Bebeberapa hari yang lalu, pasukan merah-putih ditaklukkan Arab Saudi. Jika dihitung sejak November 2021, Adraham Damar Grahitaa dan rekan-rekan telah mengalami empat kekalahan beruntun. Skuad Garuda ada di dasar klasemen Grup C.
Artinya, peluang Indonesia menuju Piala Dunia Basket tahun depan, lewat jalur kualifikasi, nyaris tertutup. Meskipun masih ada pertandingan tersisa kontra Arab Saudi dan Yordania di Jakarta nantinya. Kesempatan Yudha Saputera dkk tampil di level tertinggi belum habis.
Tim Indonesia hanya perlu memanfaatkan momen bermain di FIBA Asia Cup 2022. Ajang tersebut berlangsung di Jakarta pada Juli. Ada 16 tim bertanding. Minimal berada di urutan kedelapan, maka Indonesia meraih tiket ke Piala Dunia.
"Lewat kualifikasi agak berat. Tapi kami masih memiliki peluang, kebetulan kami tuan rumah," kata penasihat tim, Andi 'Batam' Poedjakesuma, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (28/2).
Andi menerangkan, untuk mencapai target tersebut, pertama-tama, harus ada optimistis dari pasukan Garuda sendiri. Pada saat yang sama, bukan perkara mudah mewujudkannya. Dimulai dari menyatukan chemistry pemain.
Itu hanya bisa didapatkan lewat latihan dan persiapan matang. Andi bersyukur ada SEA Games yang akan berlangsung pada Mei tahun ini. Multievent antarnegara Asia Tenggara itu berlangsung di Vietnam.
"SEA Games juga jadi ajang try out buat timnas menuju FIBA Asia Cup (2022)," ujar Andi menambahkan.
Pihaknya berpacu dengan waktu dalam mematangkan persiapan menuju FIBA Asia Cup. Pasalnya di sela-sela persiapan, kompetisi IBL (Liga Basket Indonesia) sedang berjalan. Kemudian akan ada play off serta ada waktu khusus bagi pemain yang menjalankan ibadah puasa nantinya.
Namun semua itu bagian dari tantangan yang harus diselesaikan. Pada Piala Asia nanti, Indonesia tergabung dengan Australia, Arab Saudi, dan Yordania. Khusus melawan Australia, Andy realistis.
Tim dari Negeri Kanguru salah satu yang terhebat di dunia. "Kalau Arab (Saudi), dan Yordan, kami bertemu di sini, at least kami punya gambaran," ujar Andi.
Andi kembali menegaskan, persiapan matang wajib dilakukan setelah lawatan ke Timur Tengah ini. Pasalnya, lawan yang dihadapi pada Piala Asia, tim yang sama. Salah satu bentuk evaluasi, skuad Garuda butuh tambahan pemain berkelas.
Andi berharap Derrick Michael yang saat ini mendapatkan beasiswa di NBA Academy bisa bergabung. Pihaknya juga siap menggabungkan pemain muda potensial dan para senior berpengalaman. Tak ketinggalan tim Indonesia memantau sepak terjang para bintang IBL.
Abraham Grahita ikut bereaksi usai kekalahan timnya dari Yordania. Ia merasakan perbedaan level kedua kubu. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-91 FIBA. Sementara tim lawan ada di posisi ke-39.
Ditambah lagi, kebugaran skuad Garuda tidak dalam kondisi terbaik. Teranyar, Arki Wisnu tak bisa mengikuti rekan-rekannya karena terpapar Covid-19.
"Memang ini bukan situasi mudah bagi kami. Sebagian besar pemain sebelumnya terpapar korona, termasuk saya. Tapi ini bukan alasan karena memang Yordania layak untuk menang," ujar Abraham dikutip dari indonesiabasketball.or.id.
Aspek rebound menjadi sesuatu yang harus dibenahi. Dalam catatan resmi FIBA, Indonesia hanya mencatatkan 25 rebound atau setengah dari torehan Yordania. Meski demikian, pelatih Indonesia Rajko Toroman tetap puas dengan penampilan anak asuhnya.
Perjalanan menuju Piala Dunia belum usai. Saatnya pasukan Garuda membenahi kekurangan sehingga bisa lebih siap secara teknis dan mental.
"Target kami saat ini fokus ke FIBA Asia Cup untuk ke FIBA World Cup 2023. Tentu butuh persiapan lebih matang dan lebih lama agar lebih maksimal. Kami yakin bisa lakukan lebih baik apalagi dari sini kami mendapatkan dua pemain segar Yudha (Saputera) dan (Muhamad) Arighi untuk FIBA Asia Cup nanti," jelas Rajko.