REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- UEFA sedang menggodok aturan baru Financial Fair Play (FFP). Aturan tersebut untuk mengatur batas pengeluaran gaji klub, transfer, dan biaya agen menjadi 70 persen dari pendapatan mereka pada 2025. Jika setuju, rencana ini akan dimulai secara bertahap pada 2023.
Klub akan diizinkan menghabiskan pengeluaran sebesar 90 persen dari pendapatan, lalu berkurang menjadi 80 persen pada 2024 dan 70 persen setahun kemudian. Klub top Eropa akan diberitahu aturan pengeluaran baru ini kepada Asosiasi Klub Eropa (ECA) dalam pertemuan dua hari di Wina.
Dikutip dari BBC, Senin (28/3/2022), yang terpenting dari rencana yang disusun oleh UEFA dan ECA tersebut juga berpengaruh pada toleransi kerugian yang diizinkan selama periode tiga tahun. Jumlahnya dari 30 juta euro menjadi 60 juta euro. Dengan catatan, utang tersebut harus ditutupi dengan suntikan dana tunai.
Ide ini muncul demi menampung keluhan soal sistem yang dianggap melindungi klub terbesar dengan membatasi investasi tambahan. Meskipun banyak juga yang tidak nyaman dengan pendanaan dari apa yang oleh presiden La Liga Javier Tebas dijuluki klub 'negara', seperti Paris Saint-Germain dan Manchester City.
Aturan FFP yang baru juga disebut bakal memperkuat sanksi, termasuk pengurangan poin, penurunan divisi liga dan kemungkinan dikeluarkan dari sepak bola Eropa secara penuh. Dalam peran barunya sebagai ketua ECA, Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi akan bicara kepada media setelah pertemuan internal. Sebagai salah satu klub yang bisa mendapatkan tambahan dana investor paling besar, sikap Al-Khelaifi sangat dinanti.