REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat tim Red Bull Helmut Marko mengatakan Lewis Hamilton sekarang mungkin bertanya-tanya mengapa dia tidak mengakhiri kariernya pada balapan Formula Satu (F1) musim lalu. Sebab, driver Mercedes itu kembali tampil buruk Grand Prix Emilia Romagna, Ahad (24/4/2022).
Juara dunia tujuh kali itu mengalami perjalanan yang sulit sejauh musim ini berjalan dan nasib buruknya berlanjut di Imola saat ia finis tanpa poin di tempat ke-13. Hamilton diledek saingannya musim lau Max Verstappen, dan kini terus beruapya mengejar pemimpin klasemen sementara Charles Leclerc. Hamilton sekarang berada di urutan ketujuh di klasemen pembalap, tertinggal 58 poin di belakang pembalap asal Monaco yang berusia 24 tahun.
Untuk memperburuk keadaan, penasihat Red Bull bercanda mengataka Hamilton mungkin menyesali keputusannya untuk balapan. "Maksud saya, dia dijebak oleh kami," kata Marko kepada Craig Slater dari Sky Sports News, dikutip dari Independent, Senin (25/4/2022). "Mungkin dia berpikir dia seharusnya berhenti tahun lalu!"
Hamilton tidak menghindar dari perjuangannya sendiri dan mengakui bahwa harapan gelarnya kini telah memudar setelah akhir pekan yang membawa bencana di Imola, Italia.
"Aku keluar dari itu, pasti. Tidak ada pertanyaan tentang itu, tapi aku akan tetap bekerja sekeras yang aku bisa dan entah bagaimana menariknya kembali bersama-sama," katanya.
CEO Mercedes Toto Wolff bahkan meminta maaf kepada Hamilton, yang harus menanggung sejumlah rintangan berbeda sepanjang balapan yang penuh insiden. "Ini adalah balapan yang mengerikan. Kami akan keluar dari ini." ujar Wolff.
Juara dunia dua kali Mika Hakkinen baru-baru ini menyatakan bahwa Hamilton mungkin sebenarnya berharap dia adalah bagian dari tim lain, meskipun pembalap Mercedes itu menolak rumor itu sebagai 'omong kosong'.
"Saya khawatir ini akan menjadi musim yang sangat sulit bagi Lewis," kata juara dunia 1998 dan 1999 itu kepada Unibet. "Sekarang mulailah proses pemikiran alami para pengemudi. Haruskah saya pergi ke tempat lain? Itu fakta."
Hamilton membantah klaim itu dan sekali lagi menegaskan kembali komitmennya untuk membalikkan keadaan dengan Mercedes.
"Tidak ada tempat lain yang saya inginkan, hanya karena kami mencapai masa sulit. Tidak ada dalam DNA saya untuk mundur. Kami bisa memperbaikinya. Ini menjadi tahun yang menyakitkan yang harus kami lalui bersama," tegasnya.