REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Electronic Arts (EA) dan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) berpisah setelah hampir tiga dasawarsa sebagai mitra dan menghentikan salah satu waralaba video game paling sukses di dunia yang meraup penjualan miliaran dolar dilansir dari Channel News Asia, Rabu (11/5/2022).
Menurut sumber menyampaikan kepada reuters, EA membuat penawaran signifikan kepada FIFA untuk periode delapan tahun di semua hak gim dan e-Sports FIFA. Namun FIFA tak mau menerima semua hak gim dan e-Football hanya dari satu mitra.
FIFA mengatakan, akan meluncurkan video game sepak bola baru yang dikembangkan studio dan mitra pihak ketiga. Kendati demikian, FIFA memberikan perpanjangan jangka pendek baru kepada EA Sports untuk meluncurkan FIFA 23 baru akhir tahun ini.
EA telah memberikan isyarat berbulan-bulan tentang kontrak yang akan segera berakhir. Kontraknya akan berakhir setelah Piala Dunia Qatar dan FIFA akan mencoba meningkatkan pendapatan.
Adapun EA mendorong untuk bergerak ke wilayah NFT dan permainan nyata. FIFA sendiri mencari setidaknya dua kali lipat pendapatan setiap tahunnya dari EA Sports. New York Times melaporkan, ada ekspektasi berbeda tentang apa yang harus di masukkan ke dalam perjanjian baru.
Namun kedua pihak dilaporkan mempertahankan kemitraan hingga Piala Dunia Wanita musim panas mendatang. EA berencana meluncurkan versi permainan yang diubah namanya menjadi EA Sports FC pada 2023 yang akan memiliki lebih dari 300 mitra lisensi termasuk Liga Inggris, La Liga, dan UEFA.
Kesepakatan lisensi tersebut akan membantu EA mempertahankan sebagian besar klub dan bintang terkenal dunia dengan tim dan liga mereka. Meskipun Piala Dunia dan even di bawah naungan FIFA tak akan lagi disertakan.