REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Pelatih Newcastle Eddie Howe memperingatkan kekuatan klubnya untuk membeli pemain di bursa transfer akan dipengaruhi oleh aturan Financial Fair Play (FFP). Karena itu, ia menyatakan kalau Newcastle tidak akan belanja pemain besar-besaran, seperti yang diprediksi oleh banyak orang, khususnya setelah the Magpies berstatus sebagai klub terkaya di dunia.
Bulan lalu, Newcastle disebut-sebut menyiapkan anggaran belanja sebesar 60 juta sampai 80 juta poundsterling. Itu pun sudah ditambah dengan penjualan pemain.
Newcastle, yang dimiliki oleh pengusaha asal Arab Saudi, telah menghabiskan 94 juta poundsterling atau lebih dari Rp 1,6 triliun untuk membeli lima pemain Januari 2022 lalu.
Namun untuk musim panas, Howe mengaku Newcastle kemungkinan besar akan melakukan pengurangan anggaran.
''Dengan Financial Fair Play, kami memiliki batasan dan kami memiliki hal-hal yang harus kami kerjakan. Jadi kami tidak bisa keluar begitu saja dan menghabiskan uang untuk pemain, seperti yang bisa dilakukan tim di masa lalu,'' kata Howe dikutip dari Dailymail, Kamis (12/5/2022).
Oleh karena itu, meski punya banyak dana, sebuah tim tidak bisa mengubah skuad besar-besaran hanya dalam satu jendela transfer. Sebab, dengan aturan FFP, semakin banyak klub belanja di satu bursa transfer, akan mempengaruhi kemampuan belanja di bursa transfer selanjutnya.
Howe menegaskan, Newcastle akan mengikuti aturan FFP demi menjaga permainan sepak bola tetap adil. ''Tapi itu bukan berarti kami sama sekali tidak berambisi. Kami ingin mencoba membawa pemain yang tepat yang bangga mengenakan seragam dan itu bisa membuat perbedaan,'' jelasnya.