Senin 16 May 2022 09:07 WIB

'Perjuangan Tim Thomas Kita Membanggakan, Mereka Layak Diapresiasi'

Tim bulu tangkis putra Indonesia gagal mempertahankan gelar juara Piala Thomas.

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis tunggal putra India Lakshya Sen dalam pertandingan babak final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Ahad (15/5/2022). Tim bulu tangkis putra Indonesia gagal mempertahankan gelar juara Piala Thomas.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis tunggal putra India Lakshya Sen dalam pertandingan babak final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Ahad (15/5/2022). Tim bulu tangkis putra Indonesia gagal mempertahankan gelar juara Piala Thomas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim bulu tangkis putra Indonesia belum berhasil mewujudkan mimpi meraih back to back juara Piala Thomas, setelah kalah 0-3 dari India. Namun, perjuangan Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan tetap layak mendapatkan apresiasi tinggi. 

“Keberhasilan juara tahun lalu di Arhust Denmark dan lolos final di Bangkok Thailand tahun ini merupakan torehan prestasi membanggakan dari Antony Ginting dan kawan-kawan. Mereka tetap layak mendapat kredit tinggi atas prestasi dalam turnamen bulu tangkis beregu putra paling prestisius di dunia, Thomas Cup,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam keterangannya, Senin (16/5/2022).

Baca Juga

Menurut Huda, perjalanan tim Thomas Cup Indonesia ke final jauh lebih mentereng dibandingkan dengan tim putra India. Tercatat, Anthony Ginting dkk berhasil mengalahkan kekuatan-kekuatan raksasa dunia seperti Korea Selatan, China dan Jepang sebelum lolos ke babak final.

“Keberhasilan mengalahkan raksasa-raksasa bulu tangkis seperti China dan Jepang menjadi indikator jika prestasi pebulu tangkis putra Indonesia masih dalam level tertinggi. Namun tentu dalam setiap turnamen ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi performa pemain, termasuk performa Anthony dkk di babak final,” katanya. 

Huda mengatakan, berdasarkan statistik yang ada dalam satu dekade terakhir, memang tidak ada negara yang berhasil secara back to back mempertahankan gelar Piala Thomas. Negara terakhir yang berhasil melakukan back to back juara Piala Thomas adalah China di tahun 2012.

Setelah itu juara Thomas selalu berganti-ganti. Jadi memang kegagalan mempertahankan gelar bukan indikasi jika prestasi tim putra bulu tangkis kita menurun,” katanya. 

Legislator asal Jawa Barat ini pun meminta agar kegagalan di Piala Thomas tidak mematahkan semangat para atlet putra bulu tangkis Indonesia untuk kembali berlatih dan mengasah diri. Pun juga bagi para atlet putri bulu tangkis yang berlaga di Piala Uber. Menurutnya, masih banyak ajang bulu tangkis perseorangan maupun beregu yang bisa menjadi ajang mencetak prestasi di masa mendatang.

“Banyak pemain muda yang menunjukkan ketangguhan mental dan kematangan teknik seperti Syabda Perkasa Belawa maupun Bilqis Prasista yang muncul di ajang Thomas maupun Uber tahun ini. Hal ini mengembirakan karena menunjukkan Indonesia tidak pernah kehilangan talenta potensial di cabang bulu tangkis,” katanya. 

Politikus PKB ini berharap agar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) maupun Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) sebagai induk organisasi olahraga bulu tangkis tetap memberikan apresiasi layak bagi anggota Tim Thomas Indonesia. Menurutnya, apresiasi tersebut bisa berupa pemberian bonus maupun fasilitas lain. 

“Kami tentu tetap berharap bahwa perjuangan para atlet kita di ajang Thomas maupun Uber tetap mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah maupun klub tempat para pemain bernaung,” ujar Huda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement