REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Presiden Barcelona, Joan Laporta, secara khusus meminta Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk menerapkan aturan yang lebih ketat soal kepemilikan klub. Tidak hanya itu, Laporta juga meminta UEFA melakukan harmonisasi aturan tersebut dengan para penyelenggara liga top Eropa.
Permintaan ini tidak terlepas dari kritik keras Laporta terhadap klub-klub yang dimiliki oleh lembaga-lembaga yang terafiliasi dengan petinggi negara tertentu. Manchester City dan Paris Saint Germain (PSG) menjadi contoh terbaik dari klub-klub tersebut.
Abu Dhabi United Group, lembaga investasi milik salah satu anggota kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Mansour, menjadi pemilik the Citizens sejak 2008. Sedangkan PSG diakuisi oleh Qatar Sports Invesments, lembaga investasi yang dimiliki oleh Emir Qatar, Tamim Bin Hamad Al Thani, pada 2011.
Sokongan finansial dari Abu Dhabi United dan Qatar Sports Investments akhirnya relatif mampu membuat the Citizens dan Les Parissiens bersaing di level tertinggi. Klub-klub tersebut, kata Laporta, menjadi problem di industri sepak bola Eropa lantaran memicu ketidakstabilan dan ketimpangan persaingan.
''Klub-klub yang dimiliki oleh negara itu menjadi problem di olahraga ini, sepak bola di Eropa. Saya meminta aturan yang lebih ketat untuk klub-klub seperti ini. Pasalnya, mereka menggunakan sumber daya yang tidak berasal dari industri sepak bola,'' ujar Laporta seperti dikutip The Guardian, Rabu (15/6/2022).
Berbeda dengan sejumlah besar klub-klub di Eropa, yang mengandalkan sebagian besar pemasukan dari industri sepak bola, klub-klub seperti PSG dan Man City justru mendapatkan sokongan dana melimpah dari pemilik klub. Alhasil, Laporta merasa ada ketimpangan dalam hal persaingan dengan klub-klub tersebut.
''Sumber daya mereka tidak didapatkan dari industri sepak bola. Mereka menggunakan alat yang berbeda untuk bersaing. Sangat sulit untuk bersaing dengan klub yang mendatangkan pemain bintang dari berbagai negara. Begitu pula saat bersaing untuk mendatangkan pemain di bursa transfer,'' kata mantan anggota parlemen Katalan tersebut.
Untuk itu, Laporta meminta UEFA mengevaluasi aturan soal kepemilikan klub. Begitu pula dengan kesamaan aturan di liga-liga top Eropa.
''Saya meminta regulator, seperti UEFA dan penyelenggara kompetisi di masing-masing negara untuk setidaknya menyamakan semua aturan itu. Sebagai contoh, di Spanyol, kami memiliki aturan yang lebih ketat dibanding di Prancis atau di Inggris,'' jelas Laporta.