Senin 01 Aug 2022 06:57 WIB

Mengenal Klasifikasi Para-Bulu Tangkis, Penyumbang Emas Pertama APG 2022

Ada enam klasifikasi atlet pada cabang olahraga para-bulu tangkis di APG 2022.

Pebulutangkis ganda putra Indonesia Hafizh Briliansyah (kiri) dan Ukun Rukaedi (kanan) berusaha mengembalikan kok ke arah pebulutangkis Vietnam Bui Minh dan Nguyen Van Thuong saat pertandingan babak penyisihan ganda putra ASEAN Para Games 2022 di Edutorium UMS, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (31/7/2022).
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Pebulutangkis ganda putra Indonesia Hafizh Briliansyah (kiri) dan Ukun Rukaedi (kanan) berusaha mengembalikan kok ke arah pebulutangkis Vietnam Bui Minh dan Nguyen Van Thuong saat pertandingan babak penyisihan ganda putra ASEAN Para Games 2022 di Edutorium UMS, Sukoharjo, Jawa Tengah, Ahad (31/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Para-bulu tangkis tercatat sebagai cabang olahraga penyumbang medali emas pertama untuk Kontingen Indonesia di ASEAN Para Games (APG) 2022. Dalam pertandingan nomor beregu putra di Edutorium UMS, Solo, Jawa Tengah, Ahad (31/7/2022), skuad Merah Putih memenangi dua pertandingan melawan Thailand dan Vietnam dengan skor masing-masing 3-0. Hasil tersebut membuat Indonesia berada di puncak klasemen, sekaligus memastikan medali emas.

Tim beregu putra Indonesia diisi oleh enam pemain dengan klasifikasi berbeda. Mereka adalah Dheva Anrimusthi (SU5), Fredy Setiawan (SL4), Harry Susanto (SL4), Hafizh Briliansyah Prawiranegara (SU5), Ukun Rukaendi (SL3), dan Suryo Nugroho (SU5). Kode di belakang nama menunjukkan klasifikasi dari pemain tersebut. 

Baca Juga

Secara keseluruhan, ada enam klasifikasi atlet pada cabang olahraga para-bulu tangkis di APG 2022. Standing Lower 3 (SL3) adalah klasifikasi untuk atlet dengan keterbatasan pada salah satu atau kedua kaki yang membuat hilang keseimbangan, baik saat berjalan maupun berlari. Atlet yang bersaing dalam klasifikasi SL3 diperkenankan untuk menggunakan kaki buatan. 

Untuk nomor tunggal pertandingan akan berlangsung setengah lapangan dan yang bersaing pada ganda menggunakan lapangan penuh. Dalam gelaran APG 2022, Indonesia memiliki atlet andalan pada klasifikasi SL3. Pada bagian putra ada Ukun Rukaendi, Bambang Usiyan Purwito, Khoirur Roziqin Maman Nurjaman, dan Dwiyoko. Sementara tunggal putri ada Qonitah Ikhtiar.

Standing Lower 4 (SL4) tak jauh berbeda dengan SL3. Namun, klasifikasi SL4 bagi atlet para-badminton yang memiliki keterbatasan pada kaki tetapi tetap memiliki keseimbangan baik saat berjalan maupun berlari. Ketika bertanding, atlet dari klasifikasi SL4 dapat menggunakan bantuan kaki buatan dan bermain di lapangan penuh baik pada sektor tunggal maupun ganda.

Pada APG 2022, Indonesia memiliki deretan pemain andalan seperti pada atlet putra yakni Fredy Setiawan, Hary Susanto, dan Hikmat Ramdani. Pada sektor putri, Indonesia juga memiliki peraih medali emas Paralimpiade Tokyo pada sektor ganda putri Khalimatus Sadiyah yang kala itu turun bersama Leani Ratri Oktila. Lalu ada juga Lia Prianty.

Standing Upper 5 (SU5) atau SU5 adalah klasifikasi untuk atlet para-bulu tangkis yang memiliki keterbatasan pada bagian atas badan, seperti tangan. Ketika bertanding, atlet menggunakan satu lapangan penuh dengan peraturan yang sama dengan pada umumnya. Indonesia mengandalkan sejumlah nama pada klasifikasi SU5 ASEAN Para Games 2022. Pada sektor putra ada Hafizh Briliansyah Prawiranegara, Suryo Nugroho, Dheva Anrimusthi, Arya Sadewa, dan Oddie Kurnia Dwi Listianto Putra. Sementara untuk putri, Indonesia memiliki Warining Rahayu.

Short Stature 6 (SH6) SH6 diperuntukkan atlet para-bulu tangkis dengan tinggi badan lebih pendek dari umumnya yang disebabkan kondisi genetik atau lainnya. Indonesia menurunkan sejumlah atlet di klasifikasi SH6 pada APG 2022. Pada bagian putra ada Dimas Tri Aji dan Subhan. Sementara untuk putri ada Rina Marlina dan Yunia Widya Irianti.

Wheelchair 1 (WH1) atau WH1. Sesuai namanya, atlet yang turun pada klasifikasi ini memiliki gangguan fisik pada bagian bawah badan atau kaki yang mengharuskan menggunakan kursi roda. Atlet yang tampil pada klasifikasi WH1 bersaing setengah lapangan dan tidak menggunakan garis kotak area depan servis untuk nomor tunggal. Sedangkan ganda tetap menggunakan lapangan penuh tanpa area depan servis.

Untuk bagian putra Indonesia memiliki satu atlet pada klasifikasi WH1 yang bersaing di ASEAN Para Games 2022 yakni Agung Widodo. Sedangkan untuk putri, Indonesia tidak memiliki wakil.

Wheelchair 2  atau WH2 sama seperti WH1, bedanya atlet klasifikasi WH1 memiliki fungsi gerak tubuh bagian atas yang lebih baik. Dalam pertandingan WH1 dan WH2 tidak memiliki perbedaan. Ada tiga atlet putra para-bulu tangkis Indonesia yang turun pada klasifikasi WH2 adalah Agus Budi Utomo, Supriadi, dan Wiwin Andri. Sementara pada sektor putri, Indonesia tidak memiliki wakil.

Secara keseluruhan cabang olahraga para-bulu tangkis untuk perseorangan diikuti 82 atlet. Mereka bersaing pada 19 nomor pertandingan sesuai dengan klasifikasi masing-masing. Untuk tunggal putra klasifikasi yang dipertandingkan ada SL3, SL4, SH6, SU5, WH1, dan WH2. Sementara untuk tunggal putri yakni, SH6, SL4+SL3, SU5, WH1, dan WH2.

Pada nomor ganda putra, klasifikasi yang dipertandingkan SL3-SL4 dan SU5. Ganda putri SL3-SU5 dan WH1-WH2 menjadi dipertandingkan sebagai ekshibisi. Adapun untuk ganda campuran klasifikasinya SH6, SL3-SU5, dan WH1-WH2.

Indonesia menargetkan enam medali emas, empat perak, dan enam perunggu di cabang olahraga para-bulu tangkis. Pada pertandingan hari pertama, Ahad (31/7), Indonesia telah memastikan satu medali emas melalui nomor beregu putra.Untuk nomor perseorangan target ada pada Ukun Rukaendi (tunggal putra SL3), Fredy Setiawan (tunggal putra SL4), Deva Anrimusthi (tunggal putra SU5), dan Khalimatus Sadiyah (tunggal putri SL4).

Dua emas lainnya dari sektor ganda via Fredy Setiawan/Dwiyoko (ganda putra SL3-SL4) dan Dheva Anrimusthi/Hafizh Briliansyah Prawiranegara (ganda putra SU5).

Sebelumnya pelatih para-bulu tangkis Indonesia Yunita Ambar Wulandari mengungkapkan status tuan rumah bakal memberi keuntungan tersendiriApalagi atlet sudah lama menggelar Pelatnas di Kota Solo. Dengan begitu atlet Indonesia lebih beradaptasi dengan lingkungan maupun arena pertandingan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement