Kamis 29 Sep 2022 10:18 WIB

Presiden PSG Desak UEFA Sidak Aktivitas Transfer Barcelona 

Al-Khelaifi mengkritik Barcelona dalam beberapa kesempatan baru-baru ini.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Muhammad Akbar
Presiden PSG, Nasser Al-Khelaïfi
Foto: EPA/Sebastien Nogier
Presiden PSG, Nasser Al-Khelaïfi

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Paris Saint-Germain (PSG) Nasser Al-Khelaifi menyarankan agar UEFA segera melakukan penyelidikan terhadap aset yang dimiliki oleh Barcelona.

Pertanyaan itu muncul setelah Barca melakukan pembelanjaan besar pada bursa transfer musim panas 2022 kemarin.

"Apakah ini adil? Tidak, itu tidak adil. Apakah itu legal? Saya pun meragukan hal itu," kata Al-Khelaifi kepada Politico dikutip Yahoo Sports, Kamis (29/9).

Anjuran Al-Khelaifi cukup masuk akal mengingat Barca yang sedang menghadapi krisis keuangan klub pun berjuang untuk pembatasan gaji pemain justru berhasil membuat langkah besar dalam mercato musim panas kemarin.

Blaugrana diketahui sukses mendaratkan Robert Lewandowski, Jules Kounde dan winger Leeds United Raphinha dengan ongkos mahal. Pun, mendatangi beberapa pemain dengan free transfer.

Akan tetapi, besaran gaji pengeluaran yang harus dikeluarkan Barca jelas bakal sangat bertambah.

"Jika mereka mengizinkannya, yang lain akan melakukan hal sama. UEFA tentu saa memiliki peraturan keuangan mereka sendiri. Pastinya, mereka akan melihat semuanya," sambung Al-Khelaifi.

Lebih lanjut Al-Khelaifi, yang juga merupakan anggota komite eksekutif UEFA dan menjabat sebagai ketua Asosiasi Klub Eropa mengkritik Barcelona dalam beberapa kesempatan baru-baru ini.

Pekan lalu, ia muncul untuk merujuk raksasa Catalan itu dalam pidatonya kepada perwakilan klub Eropa, dengan mengatakan, aturan keberlanjutan keuangan yang baru adalah perkembangan positif.

Pria yang masih berusia 48 tahun itu juga terlibat perang kata dengan otoritas kompetisi La Liga Spanyol dengan mengajukan keluhan atas pengeluaran PSG menyusul keputusan Kylian Mbappe untuk menolak pindah ke Real Madrid awal tahun ini.

"Tapi kita harus berhati-hati. Tingkat utang yang berbahaya dan kesepakatan ekuitas ajaib bukanlah jalan yang berkelanjutan."

Untuk diketahui Barca telah menjual 25 persen hak media La Liga masa depan mereka, serta 49 persen saham dari perusahaan produksi in-house mereka bernama Barca Studios untuk mengumpulkan dana pada aktivitas transfer mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement