REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Otoritas penyelenggara Liga Spanyol, La Liga, dan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) sepakat bakal menggelar mengheningkat cipta selama satu menit pada awal laga di pentas Liga Spanyol. Ini merupakan bentuk simpati dan ungkapan belasungkawa atas tragedi yang terjadi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Lewat pernyataan resmi, La Liga menyatakan ikut berduka cita terhadap peristiwa yang terjadi pasca laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya tersebut. Rasa duka cita mendalam ditujukan La Liga pada keluarga korban, Pun dengan harapan agar korban yang mengalami luka di tragedi tersebut bisa segera pulih.
"La Liga dan RFEF sepakat menggelar mengheningkan cipta selama satu menit sebagai bentuk belansungkawa terhadap masyarakat Indonesia, terutama keluarga korban meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Pulau Jawa. Begitu pula dengan harapan agar para korban yang terluka bisa pulih," tulis pernyataan resmi La Liga, dikutip dari Sportfinding.
Nantinya, selain di empat partai yang tersisa pada jornada ketujuh, Ahad (2/10/2022) waktu setempat, mengheningkan cipta juga akan dilakukan di semua partai pada jornada kedelapan La Liga, akhir pekan depan. Real Madrid kontra Osasuna menjadi salah satu partai yang akan digelar pada Senin (3/10/2022) dini hari WIB. "Sebagai bentuk rasa hormat, mengheningkan cipta akan dilakukan di semua laga yang tersisa pada pekan ketujuh dan pekan delapan La Liga,'' lanjut pernyataan resmi La Liga tersebut.
Ratusan orang meninggal dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut. Sebagian besar korban meninggal dunia merupakan suporter Arema yang mengalami kehabisan nafas dan terinjak-injak saat berusaha keluar dari stadion menyusul tembakan gas air mata yang dilepaskan aparat kepolisian.
Tragedi ini pun menjadi sorotan pentas sepak bola internasional. Sejumlah klub Eropa, mulai dari Manchester United, Manchester City, Barcelona, hingga Atletico Madrid, mengungkapkan rasa belasungkawa terhadap para korban di tragedi tersebut. Presiden FIFA, Giannio Infantino, pun menyebut, tragedi tersebut menjadi salah satu episode tergelap di pentas sepak bola.