REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali senang dengan adanya komitmen dari suporter terutama suporter yang memiliki rivalitas tinggi bersepakat untuk berdamai. Zainudin berharap setelah pertemuan ini seluruh suporter klub Indonesia sepakat mengedepankan perdamaian.
Zainudin mengumpulkan berbagai stakeholder untuk mengevaluasi tentang prosedur pengamanan sepak bola Indonesia pasca-tragedi tewasnya ratusan suporter Arema FC usai pertandingan Arema melawan Persebaya Surabaya 1 Oktober 2022 lalu, di Wisma Kemenpora, Kamis (6/10/2022). Hadir dalam rapat tersebut perwakilan dari PSSI, Mabes Polri, klub, suporter, Kemenkes, BNPB, dan Kemendagri.
Zainudin mengeklaim masukan yang ditawarkan peserta pertemuan cukup mewakili dari berbagai unsur. Menurut dia, ada hal yang sangat penting dalam pertemuan tersebut, yakni mendengarkan masukan dari perwakilan suporter yang hadir yakni dari suporter Persija, Persib, Arema, dan Persebaya.
Menurut Zainudin sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai suporter. Mereka memiliki hak dan kewajiban. Hanya saja, Zainudin mengakui undang-undang itu belum tersosialisasi dengan baik. "Ini jadi tugas PSSI agar bisa tersosialisasi, agar ke depannya tak terjadi lagi," ujar Menpora dalam konferensi persnya.
Zainudin menambahkan rapat tersebut adalah amanah dari perintah Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuai oleh Menkopolhukam Mahfud MD. Namun ia menegaskan rapat ini tak akan berbenturan dengan kinerja TGIPF. "Hal yang kami diskusikan kami sepakat melakukan evaluasi menyeluruh dari kompetisi sepak bola nasional tak hanya di Liga 1 tapi juga Liga 2 dan Liga 3," kata dia.
Ketua Divisi Pembinaan Suporter PSSI Budiman Dalimunthe menyampaikan yang hadir dalam rapat tersebut yakni dari komunitas Persib, Persija, Arema, dan Persebaya. Ia mengatakan ke depannya akan banyak lagi pertemuan antarkomunitas suporter dalam berbagai kegiatan. "Kami ingin bersatu untuk memberikan kontribusi agar sepak bola Indonesia lebih baik," jelasnya.