Jumat 21 Oct 2022 22:59 WIB

Ini Tantangan Mencari Pebulu Tangkis Putri pada Audisi Umum PB Djarum 2022

Butuh kejelian dan tahapan panjang mendapatkan bibit pebulu tangkis putri.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Israr Itah
Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat Yuni Kartika
Foto: PB Djarum
Koordinator Atlet Putri Tim Pencari Bakat Yuni Kartika

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Audisi PB Djarum 2022 masih terus berlangsung. Klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah itu mencari calon atlet bulu tangkis.

Koordinator atlet putri tim pencari bakat Audisi PB Djarum 2022 Yuni Kartika mengakui tidak mudah bagi pihaknya menemukan sederet srikandi kecil dengan kemampuan mumpuni. Ada banyak tantangan. Ia berkaca pada situasi terkini.

Baca Juga

Bahkan di level profesional, saat ini sebagian besar kelas pemain putri Tanah Air berada di bawah para pesaing dari negara lain. Sehingga perlu kejelian dari mereka dalam mendapatkan bibit baru demi menutup kesenjangan itu.

"Banyak (tantangan mencari pemain putri). Menurut saya, secara kualitas dunia kita tertinggal, di level nasional belum bisa on track. Jadi kualitas perlu ditingkatkan, supaya masuk standar yang kita inginkan," kata Yuni.

Audisi PB Djarum 2022 sudah memasuki hari ketiga. Tahap turnamen dimulai. Khusus di sektor putri, harus lolos ke final untuk melaju ke sesi karantina. Ada juga yang tetap bisa menembus sesi karantina, meskipun kalah di tahap turnamen, asalkan mendapatkan super tiket.

Tim pencari bakat yang menentukan peserta tertentu berhak meraih super tiket. Menurut Yuni, ada beberapa kriteria yang menjadi penentu. Selain umur yang harus sesuai standar, yakni U-11, dan U-13, juga paling penting dari segi kualitas.

"Nah, di karantina akan lebih berat karena tesnya banyak. Ada tes kesehatan, IQ, fisik, itu akan lebih keliatan lagi, detail anak ini seperti yang kita lihat nggak di turnamen. Bisa saja, ternyata fisiknya lemah, ternyata kekuatan ototnya begini, kekuatan kakinya seperti ini. Itu kan kalau latihan kelihatan, makanya butuh karantina setelah memilih anak-anak ini," ujar Yuni.

Ia juga menyinggung dari sisi emosional. Karakter asli para peserta tersebut akan kelihatan di sesi karantina. Hal lumrah ketika anak-anak diharuskan beradaptasi dengan situasi yang tak biasa.

Mereka jauh dari orang tua di usia belia. Para calon atlet itu, lanjut Yuni mulai diberi tanggung jawab. Proses seleksi alam dimulai.

"Kadang di sini (proses audisi) mau, tapi pas karantina nangis, mau pulang, nggak betah," ujar mantan pebulu tangkis kelahiran 16 Juni 1973 ini.

Selama sesi karantina, para peserta akan tetap bersekolah secara online. Kemudian menjalani latihan rutin setiap hari. Ada ujian mental di sana.

Yuni menegaskan, itu merupakan proses untuk melahirkan para jawara. Sebuah investasi jangka panjang yang rutin dilakukan PB Djarum.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement