REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bintang Chelsea Pierre-Emerick Aubameyang telah diperingatkan bahwa dia akan menghadapi masalah yang sama seperti yang dialami Romelu Lukaku selama tugas keduanya di Stamford Bridge.
Mantan bek Chelsea Frank Leboeuf meyakini bahwa kurangnya servis telah mengganggu Chelsea selama tiga tahun terakhir, dan baik Lukaku maupun Aubameyang telah menjadi korbannya.
"Sudah menjadi masalah yang sama selama tiga tahun terakhir, yakni kurangnya pasokan untuk memungkinkan seseorang mencetak gol secara konsisten," kata Leboeuf, dikutip dari Express, Rabu (26/10/2022).
Dalam perjalanan kembalinya Lukaku, pemain Belgia itu didatangkan dari Inter Milan seharga 97,5 juta poundsterling tetapi gagal tampil mengesankan dan kemudian dipinjamkan kembali ke tim Serie A musim panas ini, sementara The Blues mendatangkan Aubameyang dari Barcelona untuk menggantikannya.
"Mereka sudah mencoba Lukaku dan itu tidak berhasil dan sekarang adalah Aubameyang."
"Tetapi, masalahnya adalah mereka tidak konsisten melayani mereka karena sepak bola yang mereka mainkan lebih banyak umpan horizontal dan menjaga penguasaan daripada mencoba mencetak gol dengan cepat seperti yang dilakukan Liverpool, misalnya," kata dia.
Striker Gabon telah mencetak tiga gol untuk klub barunya sejak mantan pemain Arsenal itu pindah kembali ke London bersama Chelsea, tetapi ada pertanyaan sejak Graham Potter mengambil alih dari Thomas Tuchel mengenai potensi the Blues di lini depan.
"Anda akan berpikir dengan Reece James dan Ben Chilwell mereka akan melakukan banyak umpan silang berbahaya, meskipun mereka berdua menderita cedera dan itu tidak membantu."
"tetapi tampaknya Aubameyang menderita dengan cara yang sama seperti Lukaku dengan kurangnya layanan," tambahnya.
Leboeuf juga memperingatkan mantan timnya bahwa di bawah Potter, mereka lebih tertarik untuk mempertahankan penguasaan bola daripada mengalahkan lawan mereka.
The Blues memiliki lebih banyak penguasaan bola daripada lawan mereka dalam delapan dari sembilan pertandingan sejak mantan pemain Brighton itu memimpin, termasuk dalam kemenangan Liga Champions atas RB Salzburg.
"Meskipun permainan build up mereka semakin baik di bawah Potter karena mereka lebih vertikal daripada di bawah Tuchel, mereka tampaknya masih lebih tertarik untuk menjaga bola daripada menaklukkan lawan," tambah Leboeuf.