REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Napoli mencatatkan kekalahan pertama di Liga Champions setelah takluk 2-0 dari Liverpool dalam pertandingan terakhir penyisihan Grup A, di Stadion Anfield, Rabu (2/11/2022) dini hari WIB. Gawang Napoli jebol di menit-menit akhir melalui Mohamed Salah dan Darwin Nunez.
Pelatih Napoli Luciano Spalletti mengatakan timnya, merasa puas dengan memuncaki klasemen sehingga tak memiliki rasa lapar seperti Liverpool pada menit-menit akhir. Padahal, menurut Spalletti, seharusnya pasukannya terus mendorong permainan lebih agresif ketika sudah merasa nyaman.
“Saya pikir kami menampilkan performa yang luar biasa, karena untuk sebagian besar permainan kami menjaga bola dengan baik, menciptakan peluang dan menjaga pertandingan dalam keseimbangan total tanpa pernah kesulitan. Itu fundamental,” kata Spalletti kepada Sky Sport Italia, dilansir dari Football Italia.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, Spalletti melihat timnya merasa sedikit puas dengan hasil imbang. Oleh sebab itu, ia membuat perubahan agar skuad Partenopei lebih memiliki kecepatan, tapi tak cukup untuk mengalahkan Liverpool.
Kendati demikian, Spalletti menegaskan secara mental Napoli sudah merasa nyaman. Spalletti mengeklaim Napoli sekarang adalah skuad yang kuat. Dengan rasa kebersamaan yang terjalin lama, mereka datang ke Anfield dengan rasa kepercayaan diri tinggi. Ia berharap kepercayaan diri tersebut perlu dipraktikkan lebih jauh di lapangan ketika menghadapi tim-tim besar untuk membuktikan sejauh mana kekuatan Napoli.
Spalletti kemudian bicara mengenai Napoli yang lolos ke babak 16 besar sebagai juara grup untuk kedua kalinya dalam sejarah klub. Pertama kali mereka lakukan pada 2016/2017. Selain itu tak ada tim Italia sejak AC Milan pada 1992/1993 yang mampu memenangkan enam pertandingan grup.
“Itu hasil yang luar biasa, saat kami melawan Liverpool dan memiliki serangkaian penampilan luar biasa dari para pemain saya,” ujarnya.
Spalletti mengakui timnya menghadapi sedikit masalah mengantisipasi tendangan sudut. Pasalnya dari skema ini dibutuhkan kekuatan fisik, otot dan pemain yang tinggi. Adapun Liverpool memiliki kelebihan mencetak gol dari tendangan sudut di mana mereka rata-rata mencatatkan 13-15 tendangan sudut per pertandingan.
“Meskipun demikian, pertandingan ini menegaskan bahwa kami adalah tim yang kuat,” Spalletti menegaskan