Rabu 09 Nov 2022 19:05 WIB

KNVB Kirim Ucapan Duka Cita untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan sudah menjadi duka dunia sepak bola.

Sejumlah jurnalis di Malang Raya atau biasa disebut JMR turut menggelar aksi untuk memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan, Rabu (9/11/2022). Aksi tersebut dilakukan melalui pembeberan spanduk berisikan foto-foto karya jurnalistik.
Foto: Jurnalis Malang Raya
Sejumlah jurnalis di Malang Raya atau biasa disebut JMR turut menggelar aksi untuk memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan, Rabu (9/11/2022). Aksi tersebut dilakukan melalui pembeberan spanduk berisikan foto-foto karya jurnalistik.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda atau Koninklijke Nederlandse Voetbalbond (KNVB) mengirimkan ucapan duka cita dan karangan bunga sebagai empati dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang menelan 135 korban jiwa.

Korwil Aremania Stadion Kanjuruhan, Awang Karta di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (9/11/2022), mengatakan, karangan bunga dan papan ucapan bernuansa oranye khas timnas Belanda tersebut dipasang di area Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga

"Karangan bunga itu datang, Selasa (8/11/2022) malam," kata Awang.

Awang menyebut karangan bunga dan ucapan duka cita dari KNVB tersebut menjadi salah satu bukti bahwa tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pascalaga Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu sudah menjadi duka dunia sepak bola.

Menurut Awang, perhatian dunia internasional kepada Tragedi Kanjuruhan menjadi pendorong dalam mengusut tuntas peristiwa tersebut. Seluruh pihak yang berkaitan dengan tragedi itu harus bertanggung jawab secara penuh terhadap peristiwa tersebut. "Ini merupakan bukti bahwa musibah ini menjadi perhatian dunia internasional. Proses hukum harus berjalan secara adil," kata dia.

Pada Sabtu (1/10/2022), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk area lapangan.

Kerusuhan semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau suporter dan akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, 135 orang meninggal dunia akibat patah tulang, trauma pada kepala dan leher, dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, ratusan orang yang mengalami luka ringan dan luka berat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement