Jumat 23 Dec 2022 06:29 WIB

Teladan Kedermawanan Bintang Maroko Hakim Ziyech

Ziyech menyumbangkan gaji dan bonusnya untuk orang-orang miskin yang membutuhkan.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Bintang timnas Maroko, Hakim Ziyech.
Foto: EPA-EFE/Georgi Licovski
Bintang timnas Maroko, Hakim Ziyech.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pamor Hakim Ziyech kembali berkilau saat membawa tim nasional (timnas) Maroko mentas di Piala Dunia 2022 Qatar. Tak hanya mahir dalam mengolah bola, Ziyech juga dapat menjadi teladan yang layak ditiru.

Singa Atlas, julukan Maroko, dibawa terbang tinggi oleh Ziyech pada perhelatan sepak bola empat tahunan tersebut. Maroko menjadi tim mengejutkan yang mampu menjegal para rival favorit termasuk Belgia, Spanyol, dan Portugal. Meski akhirnya pasukan asuhan Walid Regragui finis di posisi keempat karena kalah atas Kroasia di perebutan tempat ketiga.

Baca Juga

Diprediksi sudah habis masa keemasannya lantaran kerap menjadi cadangan Chelsea di level domestik, Ziyech justru tampil moncer bareng Singa Atlas. Berpaling dari aksi Ziyech di atas lapangan, sama seperti pemain Maroko lainnya, pesepak bola berkaki kidal ini juga menjalani keyakinan sebagai seorang Muslim yang taat.

Dilansir Doha News, Kamis (22/12/2022), Ziyech tak menikmati sendiri bonus Piala Dunia 2022 dari Federasi Sepak Bola Maroko. Pemain berusia 29 tahun itu memiliki alasan tersendiri untuk tetap berbagi kebahagiaan kepada kaum dhuafa yang membutuhkan pertolongan untuk tetap melangsungkan hidup.

"Tentu saja saya akan menyumbangkan semua pendapatan di Piala Dunia untuk orang yang membutuhkannya," kata Ziyech menjelaskan.

Pesepak bola yang dijuluki Wizard lantaran keterampilan playmaking-nya di atas lapangan menggelontorkan dana sekitar 277 ribu dollar AS dari bonus Piala Dunia 2022 untuk semua orang yang berada di kampung halamannya.

Menurut Sportspayouts, secara menyeluruh uang hadiah yang didapat timnas Maroko senilai 22 juta dollar AS dari total hadiah uang 440 juta dollar AS dari FIFA pada Piala Dunia 2022.

"Saya tidak memilih bermain untuk Maroko demi uang, saya membuat pilihan itu dari hati saya," sambung pemain yang lahir di Dronten, Belanda.

Sedekah berarti pemberian sesuatu sesuai dengan kemampuan kepada fakir miskin atau mereka yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat. Ibadah tersebut pun semestinya dilakukan dengan tulus hati.

Ziyech menyumbangkan gaji dan bonusnya tersebut ke keluarga-keluarga miskin dan rumah sakit di Maroko untuk pasien yang menderita kanker. Hal itu sudah dilakukannya sejak pertama kali debut untuk Singa Atlas 2015 silam.

Eks pemain Ajax Amsterdam lahir dari rahim seorang ibu yang merupakan warga asli Maroko, sedangkan ayahnya berasal dari Belanda. Ia adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara.

Sepanjang perhelatan Piala Dunia kemarin, Maroko bisa dikatakan sebagai manifestasi sebuah akhlak dalam panggung sepak bola. Itu terlihat dari momen-momen kemenangan di pinggir lapangan dengan sujud syukur plus merayakannya bersama orang tua dan keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement