Selasa 17 Jan 2023 15:30 WIB

Mengenang Muhammad Ali yang Lantang Ucapkan Dua Kalimat Syahadat di Atas Ring Tinju

Muhammad Ali bersyahadat seketika setelah jadi juara dunia tinju kelas berat.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Muhammad Ali menunjukkan tinjunya kepada wartawan saat konferensi pers dadakan di Mexico City pada file foto 9 Juli 1987 .
Foto: Reuters / Jorge Nunez File Photo
Muhammad Ali menunjukkan tinjunya kepada wartawan saat konferensi pers dadakan di Mexico City pada file foto 9 Juli 1987 .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Ali adalah salah satu tokoh olahraga paling terkenal di abad ke-20. Ia lahir hari ini, tanggal 17 Januari, pada tahun 1942 Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Di dunia ring tinju, Ali sulit dikalahkan. 

Ia selalu menjadi favorit di setiap pertarungan yang akan dijalaninya. Namun di luar kisah kesuksesannya dalam mencetak banyak rekor di arena tinju, cerita tentang dirinya yang dengan lantang mengucapkan dua kalimat syahadat di atas ring menarik untuk dikenang.

Baca Juga

Nama Muhammad Ali sebenarnya bukanlah nama lahirnya. Ia memiliki nama lahir Cassius Marcellus Clay Junior. Sejak kecil, ia sudah merasakan diskriminasi karena perbedaan kulit yang hitam. Mungkin itu mendorongnya belajar tinju hingga akhirnya menjadi atlet tinju profesional yang disegani dunia. 

Baru pada usia ke-22 tahun namanya berganti menjadi Muhammad Ali. Nama tersebut merupakan pemberian dari tokoh Muslim Nation of Islam (NOI), Elijah Muhammad pada tahun 1964.

Momen Ali mengucapkan dua kalimat syahadat terjadi usai dia mengalahkan petinju Sonny Liston dalam perebutan gelar juara kelas berat. Di dalam berbagai video youtube yang sudah banyak beredar tentang momen tersebut sangat terasa bagaimana emosionalnya dia ketika mengucapkan dua kalimat syahadat sekaligus mengumumkan perubahan namanya menjadi Muhammad Ali Clay  di hadapan kamera yang menyorotnya.

“Saya bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan dalam hidup saya. Dan Muhammad adalah utusan Allah,” ucapnya.

Ia percaya bahwa kemenangannya karena kekuatan Allah karena Allah memiliki segalanya. Momen tersebut terjadi ketika Ali bertarung melawan Sonny Liston pada 1964. Ia juga mengatakan bahwa semua sama di sisi Allah tanpa memandang suku, ras, agama dan kulit. Menurutya yang utama di mata Allah hanyalah ketakwaan.

Ia juga membandingkan bagaimana ajaran Trinitas dengan Tauhid. Ia menilai Tauhid adalah ajaran lebih  rasional. Kini namanya selalu diingat bukan sekadar tokoh populer di dunia olahraga tetapi juga sebagai ikon Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement