REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bek Chelsea FC, Kalidou Koulibaly merasakan kepahitan. Timnya belum jua keluar dari periode negatif.
Teranyar, the Blues terkapar di markas Tottenham Hotspur. Skuad polesan Graham Potter takluk 0-2 dari Spurs, dalam lanjutan Liga Primer Inggris, Ahad (26/2/2023) malam WIB. Menurut Koulibaly, mereka datang dengan hasrat ingin memperlihatkan kebangkitan.
Kubunya sudah memprediksi laga bakal berjalan sulit. Sesuatu yang normal. Ini pertandingan besar melibatkan dua tim dari kota yang sama.
Spurs mendapat energi tambahan. Ada puluhan ribu penggemar di belakang anak asuh Conte. Namun, dalam 45 menit awal, Chelsea mendominasi.
"Saya pikir, pada babak pertama, kami melakukannya dengan baik. Kami tidak mendapat banyak masaah," kata Koulibaly, dikutip dari laman resmi klubnya, Senin (27/2/2023).
Sayangnya, the Blues kurang efektif dalam memanfaatkan peluang. Selepas jeda, petaka menimpa mereka. Di menit ke-46, jala Kepa Arrizabalaga bergetar.
Tendangan keras Oliver Skipp tak mampu diantisipasi sang kiper. Gol cepat tersebut, meningkatkan kepercayaan diri Tottenham. Sebaliknya itu awal dari kerumitan yang dialami anak asuh Potter dalam laga ini.
Sekitar delapan menit menjelang waktu normal berakhir, Spurs memperlebar jarak. Harry Kane mencatatkan namanya di papan skor. Berawal dari situasi sepak pojok, Kane secara efektif menjebol gawang Chelsea dari jarak dekat.
"Mereka mendapat gol kedua untuk membunuh permainan. Kami semua sangat kecewa di ruang ganti. Kami harus tetap bersatu, terus bekerja, dan mencoba keluar dari situasi ini," ujar Koulibaly.
Dengan demikian, the Blues tak bisa meraih kemenangan dalam enam partai terakhir di berbagai ajang. Selama periode tersebut, armada Stamford Bridge merasakan kekalahan dan mendapat hasil imbang, masing-masing di tiga pertandingan.