REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan bintang Bayern Munchen Philipp Lahm menyebut Lionel Messi tidak bahagia di Paris Saint-Germain (PSG). Pemain Argentina itu telah menikmati kesuksesan yang menakjubkan baru-baru ini di tingkat internasional, memenangkan Piala Dunia bersama negaranya, tetapi kesuksesan Liga Champions terus menghindarinya selama di PSG.
Ketika Barcelona memutuskan membiarkan Lionel Messi pergi dari klub, hanya akan ada satu atau dua pelamar yang cukup kaya untuk bisa membelinya. Sampai saat ini, terhitung hampir dua tahun dia telah membela PSG. Namun salah satu mantan lawan menyebutnya tak berdaya dan putus asa di sana.
Setelah musim pembukaan yang wajar jika tidak spektakuler dengan raksasa Ligue 1, dia sudah mencetak 18 gol dan 17 assist untuk PSG pada musim 2022/23, menurut WhoScored. Itu adalah angka yang luar biasa untuk pemain mana pun, apalagi bagi sosok yang akan berusia 36 tahun musim panas ini dan di masa senja kariernya yang luar biasa. Tapi Lahm tidak percaya Messi bahagia di ibu kota Prancis.
"PSG bisa membuatmu sedih. Anda merasakan banyak penggemar PSG yang datang ke Munchen. Harapan mereka bahwa sesuatu bisa mati bersama setiap tahun," katanya seperti dikutip dari The Athletic, Kamis (23/3/2023).
"Di Munchen, Anda tidak melihat kelas yang harus dimiliki tim dengan pemain luar biasa seperti itu. Mereka adalah kekecewaan besar. Tim yang sangat mahal ini seperti department store mewah. Qatar menginvestasikan jutaan di PSG. Secara politis, strateginya berhasil tetapi pada level olahraga tim ini mengecewakan dan klub tetap menjadi pengalaman yang hambar," ujarnya.
Mantan kapten tim Jerman itu juga membeberkan pandangan yang makin menohok. Ia menilai Messi terintegrasi dengan baik ke dalam timnas Argentina seperti halnya Kylian Mbappe di timnas Prancis. Semua bahu membahu untuk tujuan tim. Namun itu tak terjadi di PSG.
"Messi menunjukkan beberapa momen kelas di Munich. Namun kemampuannya dikerahkan tanpa alasan, tujuan, arah. Messi tidak berdaya dan putus asa," tegasnya.