Rabu 12 Apr 2023 06:29 WIB

Dana Rp 86,4 M dari FIFA Dibekukan, Bagaimana Nasib Pembangunan Training Center di IKN?

Padahal, pembangunan training center itu sudah sangat diharapkan.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menemui Presiden FIFA Gianni Infantino. Erick bersyukur Indonesia hanya diberi kartu kuning oleh FIFA imbas dari pembatalan Piala Dunia U-20.
Foto: IST/Republika
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menemui Presiden FIFA Gianni Infantino. Erick bersyukur Indonesia hanya diberi kartu kuning oleh FIFA imbas dari pembatalan Piala Dunia U-20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga memastikan pembangunan tempat pemusatan latihan (training center) di Ibu Kota Nusantara (IKN) tetap bisa berjalan. Ketua Umum PSSI Erick Thohir sebelumnya telah melakukan negosiasi dengan FIFA agar tidak mendapat sanksi keras dari FIFA setalah gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

FIFA akhirnya hanya menjatuhkan sanksi administrasi berupa pembekuan dana bantuan dari program Program FIFA Forward 3.0. sebesar 5,6 juta dolar AS atau setara Rp 86,4 miliar. Dana tersebut memang direncanakan sebagai modal untuk membangun training center di IKN. Menurut Arya, FIFA akan tetap mencairkan dana tersebut jika melihat komitmen dalam mentransformasi sepak bola Indonesia. 

Baca Juga

"Yang pasti TC di IKN. Soal pendanaan itu kan sanksi itu kan kami harus meyakinkan FIFA bahwa transformasinya jalan, salah satunya adalah infrastruktur, dan TC itu termasuk," kata Arya kepada awak media di GBK Arena, Selasa (11/4/2023).

Anggota Exco itu memastikan FIFA akan mencairkan dana tersebut jika sudah mmemastikan progresnya berjalan. FIFA, kata dia, nantinya akan mencairkan dana tersebut secara bertahap sesuai progres yang berjalan. Menurut Arya, FIFA ingin diyakinkan bahwa proses pembangunan infrastruktur itu memang berjalan sesuai misi utama membangun sepak bola Indonesia. 

"Jadi kalau misalnya ada progres, itu baru akan bisa kita ajukan kepada FIFA. Jadi tidak ada masalah, yang pasti setiap ada progres kita ajukan. Jadi kita ajukan ke FIFA setiap prosesnya," ujarnya menambahkan. 

Sebelumnya, Erick Thohir berhasil bernegosiasi dengan FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi berat. Salah satu faktornya adalah FIFA melihat komitmen Indonesia untuk menata sepak bola dengan manajemen yang lebih tertata dan profesional. Erick mengungkapkan, dia datang ke markas FIFA dengan membawa peta jalan (blueprint) yang berisi program jangka pendek hingga panjang terkait perbaikan sepak bola.

"Presiden Gianni selalu bilang mana blue printnya? Di situ (Swiss), Saya bawa blueprint 'Garuda Mendunia'. Di situ ada data-data ekonomi yang menunjukkan ekonomi Indonesia terus naik tetapi prestasi olahraganya turun. Berarti memang kita lack of management, kurang manajemen dan komitmen. Nah, itulah mengapa presiden Gianni selalu menanyakan mana blueprint-nya," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement