REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester City Pep Guardiola memilih rendah hati meskipun timnya menang 3-0 atas Bayern Muenchen pada leg pertama perempat final Liga Champions, di Stadion Etihad, Rabu (12/4/2023) dini hari WIB. Ia bahkan merasa City tidak mendapatkan kemenangan dengan nyaman di laga tersebut.
"Itu sama sekali tidak nyaman. Saya hancur secara emosional! 10 tahun lalu saya di sana (jadi pelatih Munchen) Itu adalah pertandingan yang sangat menuntut,” ujar Guardiola usai pertandingan dilansir dari Skysports.
Tuan rumah unggul 1-0 melalui tembakan spektakuler Rodri di babak pertama. City menambah keunggulan dua gol di babak kedua melalui Bernardo Silva dan Erling Haaland. Kemenangan mereka membuat langkah City melajut ke semifinal terbuka lebar.
Namun Guardiola mengatakan pertandingan berlangsung ketat hingga 60 menit jalannya laga. Muenchen dinilai bermain lebih baik. City tidak bisa mengendalikan permainan mereka. Tetapi kemudian City mampu menyesuaikan apa yang terjadi di lapangan.
“Ini adalah hasil yang luar biasa. Tapi kami harus melakukan sesuatu di Munchen dengan sedikit lebih baik agar tidak menderita terlalu banyak. Kami akan mencoba melakukannya,” kata Guardiola.
Guardiola sudah tidak asing dengan publik Alianz Arena karena pernah menjadi pelatih Munchen. Menurutnya untuk mengalahkan tim sekelas Munchen harus menampilkan permainan yang luar biasa di dua laga. Jika City tidak tampil baik di Jerman, tuan rumah dapat mencetak banyak gol.
Mantan pelatih Barcelona itu menilai hasil yang diperoleh City adalah luar biasa meskipun tetap minta pasukannya bermain sesuai karakter. Dan menurutnya, City memiliki banyak peluang di Etihad. Munchen juga mempunyai beberapa peluang yang membahayakan. Ia ingin City bermain hati-hati di kandang Munchen.
"Saya pernah ke sana, Anda belum ke sana. Saya sudah di sana selama tiga tahun. Saya tahu apa artinya bagi orang-orang, kami pergi ke sana untuk mencetak gol dan mencoba memenangkan pertandingan. Jika tidak, itu akan sulit,” tuturnya.