Selasa 18 Apr 2023 21:58 WIB

Pemain Timnas Indonesia Rachmat Irianto Jalani Sidang Skripsi di Unesa

Menurut Rian, sepak bola itu penting dan pendidikan juga penting.

Pemain Persib Bandung dan timnas Indonesia, Rachmat Irianto. Rachmat Irianto menjalani sidang skripsi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (18/4/2023).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Pemain Persib Bandung dan timnas Indonesia, Rachmat Irianto. Rachmat Irianto menjalani sidang skripsi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (18/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemain timnas sepak bola Indonesia, Rachmat Irianto, menjalani sidang skripsi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (18/4/2023).

Rian yang mengangkat skripsi tentang profil atlet sepak bola dalam proses pencapaian prestasi itu diuji oleh Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., Dosen FIKK, Prof. (HC) Dr. Zainudin Amali, S.E., M.Si., dan Dekan FIKK Dr. Dwi Cahyo Kartiko, M.Kes, serta Koordinator Prodi PJKR, Mochammad Ridwan, S.Pd., M.Pd., sebagai ketua sidang.

Baca Juga

"Kiprah dan peran atlet memang harus diteliti dan dikembangkan secara sport science agar bisa menjadi legacy bagi generasi berikutnya," kata pemain Persib Bandung tersebut.

Perjalanan karier dan pencapaian prestasinya itu, lanjut Rian, membutuhkan perjuangan panjang dan bahkan rencana karier sejak dini dan ini tentu berbeda dengan apa yang ditempuh dan dicapai orang lain. "Pencapaian prestasi inilah yang saya tulis di skripsi. Ini awalnya saya runding dengan dosen pembimbing dan disepakati judul itu," ucapnya.

Menghadapi para penguji tersebut, Rian mengaku deg-degan seperti sedang berlaga di atas lapangan. Namun, tantangan itu dibawa santai sampai akhir.

Mengenai pengerjaan skripsi, Rian membutuhkan waktu berbulan-bulan karena harus fokus di latihan sepak bola. Skripsi itu dia kerjakan di sela-sela latihan.

"Skripsi ternyata berat dan saya pernah ada di fase menulis dihapus lagi, menulis lagi, dan hapus lagi karena belum menemukan kalimat atau bagian sesuai yang diinginkan. Itu yang bikin lama. Kadang pengaruhnya di mood juga. Latihan butuh tenaga, skripsi butuh sedikit konsentrasi," ucap Rian.

Menurut Rian, sepak bola itu penting dan pendidikan juga penting. Pemain bola usianya tidak menentu.

"Mungkin usia 24 atau 25 ada kejadian yang tidak kita inginkan, karier bisa saja usai. Atlet perlu adaptasi karier masa depan yang lebih baik, termasuk regenerasi atlet, salah satunya lewat pendidikan. Selain alasan itu, banyak alasan mengapa pendidikan itu penting bagi atlet," jelas Rian.

Sementara itu, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., mengatakan bahwa pihaknya terus mendukung pengembangan karier lebih luas bagi para atlet Indonesia.

Menurut Nurhasan, atlet harus diperhatikan pendidikan dan masa depannya. Ini lantaran atlet sudah memberikan yang terbaik untuk daerah dan negaranya. Untuk menjadi atlet butuh seleksi yang tidak mudah, pun butuh latihan yang berjenjang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement